Serba-serbi Audiensi Hakim yang Mogok Massal dengan DPR

3 weeks ago 6
Sejumlah Koordinator Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) menangis usai Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad menelpon presiden terpilih, Prabowo Subianto saat audiensi di Ruang Rapat Komisi III, Senayan, Jakarta, Selasa (8/10/2024). Foto: Youtube/TV Parlemen

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

DPR menerima audiensi dari perwakilan Serikat Hakim Indonesia (SHI). Audiensi tersebut dilakukan di Ruang Rapat Komisi III DPR pada Selasa (8/10).

Perwakilan Hakim diterima oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Adies Kadir, dan Cucun Syamsurizal. Audiensi dimulai pukul 10.30 WIB.

Pantauan di lokasi, para hakim ini tampak mengenakan pita berwarna putih. Pita putih ini digunakan oleh para hakim sebagai bentuk solidaritas memperjuangkan kesejahteraan hakim.

Sebagai bentuk kekecewaan karena kesejahteraannya merasa tak diperhatikan, para hakim berencana melakukan cuti “mogok” massal. Salah satu bentuk protes mereka adalah gaji dan tunjangan yang selama 12 tahun tidak naik.

Adapun tuntutan hakim adalah sebagai berikut:

Hakim ke Pimpinan DPR: Gaji Kami seperti Uang Jajan Rafathar 3 Hari

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco menempelkan ponselnya ke mikrofon untuk memperdengarkan pernyataan Prabowo kepada Solidaritas Hakim Indonesia di gedung DPR, Selasa (8/10/2024). Foto: YouTube/ParlemenTV

Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) menyambangi pimpinan DPR untuk mengadu soal gaji tak naik selama 12 tahun. Mereka curhat, bahkan gaji saat ini tak cukup menghidupi keluarga.

Untuk hakim yang baru diangkat, mereka terima bersih pendapatan sekitar Rp 12 juta. Hal itu terdiri dari gaji pokok Rp 3,5 juta dan tunjangan Rp 8,5 juta.

"Gaji kami saat ini bisa jadi seperti uang jajan Rafathar 3 hari. Rafathar itu anak selebgram, anak artis Raffi Ahmad. Sedangkan kami punya tanggungan anak istri, orang tua," kata perwakilan SHI, Rangga Lukita Desnata, di depan pimpinan DPR seperti Sufmi Dasco Ahmad hingga Cucun Syamsurijal di Gedung DPR, Selasa (8/10).

Ia pun bercerita, uang Rp 12 juta dengan tanggung jawab hakim tidak setara. Katanya, untuk dibagi-bagi ke keluarga saja tidak mencukupi.

"Anggap aja penghasilan baru dianggap diangkat jadi hakim Rp 12 juta (rinciannya) tunjangan Rp 8,5 juta dan gaji pokok Rp 3 jutaan," kata Rangga.

"Setengahnya sudah kami kasih kepada istri untuk biaya sekolah anak, makan sehari hari. Setengah lagi kami pegang Rp 6 sampai Rp 7 juta. Kalau kami pakai motor rentan sekali, diserempet pihak berperkara bisa mati konyol. Setidaknya kami ambil kredit mobil," urai dia.

Rangga menuturkan, mobil yang diambil pun bukan mewah. Belum lagi bila para hakim ingin membeli rumah.

"Mobil gak perlu mahal mahal, yang Rp 100 juta saja, paling mahal Rp 200 juta. Kami bayar DP. Dari Rp6, 7 juta, buat cicilan Rp 2-3 juta, sisanya Rp 3 juta. Hakim juga ingin punya rumah, tidak perlu megah dan mewah," kata dia.

Dasco Terima Hakim Mogok Massal: Kita Lihat Apa yang Bisa Dipenuhi

Politikus Gerindra Sufmi Dasco (kiri) berseragam partai bersama Ketum Gerindra Prabowo, September 2024. Foto: Instagram/@sufmi_dasco