Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) kembali menindak tegas temuan 34 kosmetik yang terbukti mengandung bahan berbahaya serta tidak memiliki izin edar. Temuan ini merupakan hasil intensifikasi pengawasan rutin BPOM terhadap kosmetik di peredaran selama periode April hingga Juni (triwulan II) 2025.
Sebagian besar temuan masih didominasi kosmetik yang diproduksi berdasarkan kontrak produksi, yaitu sebanyak 28 item. Sementara itu, 2 item temuan merupakan produk kosmetik lokal dan 4 item lainnya merupakan kosmetik impor.
Adapun lima kandungan yang dipakai dalam kosmetik tersebut, bisa memicu gejala berikut:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Merkuri
Merkuri merupakan salah satu bahan yang paling sering ditemukan dalam produk kosmetik pemutih ilegal. Senyawa logam berat ini sangat berbahaya karena bisa menembus lapisan kulit dan masuk ke dalam aliran darah.
Penggunaan merkuri dalam kosmetik dapat menyebabkan berbagai gangguan kulit sepert:
- iritasi
- alergi
- munculnya bintik-bintik hitam permanen (ochronosis).
Gejala sistemik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan (mual, muntah, diare) hingga kerusakan ginjal dapat terjadi karena akumulasi merkuri dalam tubuh. Merkuri juga bisa berdampak buruk pada sistem saraf dan bersifat racun kronis, terutama pada penggunaan jangka panjang.
2. Asam Retinoat
Asam retinoat adalah turunan dari vitamin A yang biasa digunakan untuk mengobati jerawat atau memperbaiki tekstur kulit. Namun, bahan ini hanya boleh digunakan dalam dosis terbatas dan dengan resep dokter. Jika digunakan secara sembarangan, asam retinoat dapat menyebabkan:
- kulit kering
- kemerahan
- rasa terbakar
sensitivitas terhadap sinar matahari. Yang paling berbahaya, asam retinoat bersifat teratogenik, yakni dapat menyebabkan cacat pada janin jika digunakan oleh wanita hamil. Oleh karena itu, penggunaannya dalam kosmetik tanpa pengawasan medis sangat tidak dianjurkan.
3. Hidrokuinon
Hidrokuinon merupakan bahan yang kerap digunakan dalam produk pemutih kulit karena kemampuannya menghambat pembentukan melanin. Namun, penggunaannya yang tidak tepat bisa menyebabkan hiperpigmentasi paradoksikal, yaitu kulit menjadi lebih gelap, serta munculnya kondisi ochronosis yang menyebabkan wajah menghitam.
Selain itu, hidrokuinon juga dapat menyebabkan perubahan warna pada kornea mata dan kuku, serta reaksi alergi dan iritasi. Oleh karena itu, BPOM RI telah melarang penggunaannya dalam kosmetik yang dijual bebas.
4. Timbal (Lead)
Timbal adalah logam berat yang sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh, meskipun dalam jumlah kecil. Dalam kosmetik, timbal bisa ditemukan di produk seperti lipstik atau eyeliner yang tidak terdaftar.
Paparan timbal dapat menyebabkan kerusakan sistem saraf, gangguan fungsi ginjal dan hati, serta menurunkan kecerdasan (IQ) terutama pada anak-anak. Paparan jangka panjang juga meningkatkan risiko gangguan reproduksi dan penyakit kronis lainnya. BPOM dan banyak otoritas kesehatan dunia menyatakan timbal sebagai kontaminan berbahaya yang tidak boleh ada dalam kosmetik.
5. Kuning Metanil (Methanyl Yellow)
Kuning metanil merupakan pewarna sintetik yang dilarang dalam kosmetik maupun makanan karena bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Pewarna ini dapat menyebabkan kerusakan hati, gangguan pada sistem saraf pusat dan otak, serta efek toksik lainnya.
Sayangnya, pewarna ini masih sering disalahgunakan pada kosmetik ilegal untuk memberikan warna yang mencolok dan menarik. Konsumen harus sangat berhati-hati terhadap produk yang tidak memiliki label jelas atau kemasan yang mencurigakan.
6. Steroid
Steroid seperti clobetasol propionate atau betamethasone sering disalahgunakan dalam krim pemutih wajah karena mampu memberikan efek instan: wajah tampak putih, mulus, dan bebas jerawat dalam waktu singkat. Namun, pemakaian jangka panjang tanpa kontrol medis sangat berbahaya.
Efek sampingnya antara lain penipisan kulit (atrofi), munculnya jerawat steroid, biang keringat, perubahan warna kulit, pertumbuhan rambut berlebih (hipertrikosis), dan fotosensitivitas. Dalam jangka panjang, kulit juga menjadi sangat sensitif dan mudah mengalami iritasi atau infeksi.
Saksikan Live DetikSore:
Simak Video "Video: Ribuan Kosmetik Ilegal Disita BPOM, Nilainya Lebih dari Rp 31,7 M"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)