Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting mengaku enggan memasang target muluk pada Kejuaraan Dunia 2025 di Paris, Prancis, 25–31 Agustus mendatang, meski saat ini telah pulih total dari cedera.
Setelah absen selama enam bulan, Ginting telah kembali berlaga di Super 750 Japan Open dan Super 1000 China Open. Namun, dari dua turnamen tersebut, ia belum mampu melangkah jauh dan tersingkir di babak pertama.
"Yang saya puas tangan sudah oke, tidak ada sakit, jadi itu yang utama. Tapi kalau bicara performa, saya pribadi belum terlalu puas, belum seperti sebelum cedera," ujar Ginting kepada pewarta di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Kamis.
Baca juga: Ginting petik pelajaran berharga setelah tersingkir di China Open 2025
Meski telah pulih, Ginting mengatakan masih harus menjalani perawatan rutin demi menjaga kondisi fisiknya tetap prima setelah sesi latihan maupun pertandingan.
"Sudah pulih total, tapi memang tetap maintenance dan diskusi dengan dokter segala macam. Load latihan dan setelahnya itu jangan sampai terlewat,” katanya.
Menurut pemain peringkat 11 dunia itu, aspek teknis seperti strategi dan feel permainan masih menjadi perhatian utama dalam persiapan menuju Kejuaraan Dunia 2025.
Baca juga: Langkah Ginting terhenti di babak 32 besar Japan Open 2025
"Seperti feel pertandingan dari cara main, strategi, segala macam itu kemarin belum bisa langsung keluar, terutama di Jepang. Kalau di China lebih ke kondisi angin, lapangan, dan lainnya. Itu jadi bahan evaluasi saya dan pelatih untuk persiapan ke depan," ujarnya.
Dengan waktu sekitar tiga pekan sebelum Kejuaraan Dunia 2025, Ginting akan memaksimalkan persiapan agar dapat kembali menemukan performa terbaiknya di panggung bergengsi tersebut.
"Jadi saya tetap tidak mau terlalu berekspektasi tinggi. Fokus saya sekarang lebih ke mengembalikan performa dulu," kata Ginting.
Baca juga: Indra: Wajar jika Ginting belum temukan sentuhan permainan terbaik
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.