BP3MI Sumut Soal Nazwa Tewas di Kamboja: KBRI Sedang Investigasi

5 hours ago 9
Sumarni Sinambela sebagai pengantar ahli kerja dan ahli muda BP3MI Sumut, Medan, Kamis (21/8/2025). Foto: Amar Marpaung/kumparan

Lanniari Hasibuan (53), Ibu Nazwa Aliya (19) mendatangi Balai Pelayanan Perlindungan Migran Indonesia (BP3MI) Sumatera Utara, Kamis (21/8). Lanniari meminta pertolongan agar BP3MI membantu pemulangan jenazah Nazwa yang berada di Kamboja ke Indonesia.

Petugas Pengantar Kerja Ahli Muda BP3MI Sumut, Sumarni Sinambela, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan KBRI Phnom Penh, Kamboja. Bila jenazah dimakamkan di Kamboja, KBRI akan fasilitasi.

"KBRI akan fasilitasi dananya, mungkin tidak full, tapi akan bantu," kata Sumarni usai menerima pengaduan Lanniari di Medan.

Sedangkan bila jenazah ingin dipulangkan ke Indonesia, menurutnya, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) tidak memiliki anggaran untuk itu. Namun, bila keluarga ingin membuka donasi dipersilakan.

"Kalau KP2MI, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia untuk biaya pemulangan kita tidak ada anggaran," ucapnya.

Biaya kepulangan jenazah Nazwa ke Indonesia Rp 138 juta. Sementara, bila Nazwa dimakamkan di Kamboja, keluarga juga harus mengeluarkan biaya Rp 50-60 juta. Hal ini pun tidak disanggupi Lanniari merupakan keluarga yang kurang mampu.

Terkait kematian Nazwa, menurutnya saat ini KBRI Phnom Penh sedang mengusut penyebabnya, apakah benar karena overdosis obat paracetamol atau karena hal lain.

"Pihak KBRI saat ini sedang melakukan investigasi terkait meninggalnya Nazwa akibat overdosis karena dikabarkan dia mengkonsumsi obat berlebihan," katanya.

Korban Nazwa Aliya, meninggal dunia di Kamboja, Selasa (12/8/2025). Foto: Istimewa

Sumarni mengatakan berdasarkan pemeriksaan, Nazwa pergi ke luar negeri sebagi wisatawan, bukan sebagai pekerja. Sehingga jika memang Nazwa bekerja di Kamboja, dia masuk kategori sebagai pekerja ilegal.

"Nazwa bukanlah pekerja migran Indonesia, kalaupun dia pekerja Indonesia berangkat secara ilegal," ujar Sumarni.

Meski begitu pihaknya tetap akan memantau proses penanganan jenazah Nazwa.

Nazwa meninggal dunia di Kamboja pada Selasa (12/8). Dia mengaku ikut interview kerja bersama teman PKL yang berasal dari sekolah lain pada Selasa (27/5). Nazwa mengikuti wawancara kedua pada Kamis (29/5).

Ibu korban berinisial Nazwa Aliya (19) membuat laporan pengaduan ke BP3MI tentang pemulangan jenazah korban, Kamis (21/8/2025). Foto: Amar Marpaung/kumparan

Nazwa berangkat subuh-subuh, saat itu ibunya, Lannuari masih tidur. Namun siang hari, tiba-tiba Nazwa mengirimkan foto suasana bandara di Thailand ke ibunya.

"Siangnya saya telepon sama juga kata dia, WA aja, sorenya saya telepon nggak angkat, sampai sejam tuh nggak diangkat. Karena khawatir kan saya, jadi saya telepon nggak angkat dia tunjuki gambar airport Thailand, saya pingsan saya jerit, tetangga dateng," kata Lannuari.

Diduga korban bertemu dengan Christopher kenalan dari ibu korban. Christopher adalah teman dari Lanniari saat berada di Malaysia.

"Ya, dia bilang besok pagi Pak Chris ada di Kamboja, saya dengar dia mau buka perusahaan baru. Di Malaysia sudah tutup, Chris itu teman saya juga dulu. Jadi saya tanya dia apakah Nazwa ada kontak, katanya ada, katanya di Thailand," kata dia.

Lannuari...

Read Entire Article