Jakarta -
Belakangan ramai penarikan udang beku asal Indonesia yang dilakukan oleh Amerika. Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) merekomendasikan recall terhadap produk udang beku merk Great Value, yang diimpor dari PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods).
Hal ini dilakukan setelah satu sampel udang terdeteksi mengandung isotop radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada kadar sekitar 68,48 Bq/kg ± 8,25 Bq/kg. Menanggapi ini, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengaku telah menerima surat dari FDA Amerika Serikat terkait temuan ini.
"Ya, kita sudah masuk dalam pantauan itu. Pantauannya itu, kami dapat suratnya dari US FDA. Kita dapat informasinya itu, kan dia tembuskan ke kita," jelasnya dikutip dari detikNews usai rapat dengan Komisi IX DPR di Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus juga pusat asosiasi petambak udang, juga sudah sampaikan ke kita, dan dari Kementerian Menko Pangan juga sudah kirim-kirim, bahkan Menko Ekonomi juga dikirimkan dari Pak Airlangga juga sudah kirimkan informasinya ke kami," sambungnya.
Taruna menekankan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk memberikan jawaban resmi kepada FDA AS. Sebab, udang merupakan salah satu yang memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi, yakni sekitar 40 persen.
"Dari seluruhnya itu adalah di udang dan ternyata pasar terbesarnya itu 70 persen lebih dikirim ke Amerika," tutur Taruna.
"Bayangin kalau ini tidak diselesaikan, dampak ekonominya besar. Jadi, kita sekarang lagi berkoordinasi untuk menyelesaikan itu," lanjutnya.
Dalam penjelasannya, Taruna mengatakan pihaknya telah turun bersama dengan Kementerian KKP untuk mengecek informasi tersebut. Dia menyebut sampel udang telah diperiksa oleh FDA AS.
"Ternyata itu kontaminasi dari tidak semua satu kontainer itu mengandung (isotop radioaktif), ada cuma ini, dan kebetulan kan dia sampling juga ya acak. Dan ditemukan memang ada tiga titik mengandung resat radioaktif, ya ini kita harus kita tindakin dengan baik, karena ini menyangkut ekonomi nasional kita juga," pungkasnya.
(sao/kna)