Daftar Negara yang Digebuk Keras Donald Trump

18 hours ago 4

Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, memberlakukan tarif tinggi terhadap mitra dagangnya, termasuk Kanada, Brasil, India, dan Taiwan. Jatuh tempo penerapan tarif Trump, Jumat (1/8/2025).

Dilansir dari Reuters, Jumat (1/8/2025), Kanada terkena tarif 35%, Brasil 50%, India 25%, Taiwan 20% dan Swiss 39%, sesuai perintah eksekutif Presiden Trump.

Perintah tersebut juga mencantumkan tarif impor baru mulai dari 10% hingga 41% yang akan berlaku dalam tujuh hari untuk 69 mitra dagang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian negara telah mencapai kesepakatan pengurangan tarif, sementara yang lain tidak memiliki kesempatan untuk bernegosiasi. Trump memberi pengecualian bagi beberapa barang yang dikirim dalam sepekan ke depan.

Barang dari negara lain yang tidak masuk dalam daftar akan dikenakan pajak impor AS sebesar 10%. Trump sebelumnya mengatakan tarif ini mungkin akan lebih tinggi.

Trump menggunakan kewenangan darurat, menekan para pemimpin negara asing, dan tetap melanjutkan kebijakan perdagangannya yang memicu aksi jual di pasar saat pertama kali diumumkan pada April lalu.

Pada Kamis, para hakim pengadilan banding federal AS mempertanyakan penggunaan kewenangan darurat oleh Trump untuk membenarkan tarif hingga 50% terhadap hampir semua mitra dagang.

Trump memanfaatkan Undang-Undang Kewenangan Ekonomi Darurat Internasional tahun 1977 untuk menyatakan keadaan darurat terkait meningkatnya defisit perdagangan AS dan memberlakukan tarif resiprokal, serta kebijakan darurat terpisah terkait fentanyl.

SWISS, TAIWAN, AFRIKA SELATAN

Swiss menyebut masih akan terus bernegosiasi dengan AS untuk mencari solusi. Sementara itu, Presiden Taiwan Lai Ching-te mengatakan tarif baru sebesar 20% untuk negaranya bersifat sementara dan masih berharap dapat mencapai angka yang lebih rendah.

Menteri Perdagangan Afrika Selatan, Parks Tau, mengatakan pihaknya sedang mencari intervensi nyata dan praktis untuk melindungi lapangan kerja dan perekonomian dari tarif AS sebesar 30% yang dikenakan pada negaranya

KANADA, MEKSIKO, INDIA

Trump mengeluarkan perintah terpisah untuk Kanada yang menaikkan tarif barang Kanada yang dikenakan tarif terkait fentanyl menjadi 35% dari sebelumnya 25%. Alasannya, Kanada dianggap gagal bekerja sama dalam menekan arus narkotika ilegal ke AS.

Kenaikan tarif terhadap barang Kanada ini sangat kontras dengan keputusan Trump untuk memberi Meksiko penangguhan selama 90 hari dari kenaikan tarif 30% untuk banyak barang. Hal itu guna memberi waktu untuk merundingkan pakta perdagangan yang lebih luas.

Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyatakan kekecewaannya atas keputusan Trump dan berjanji akan mengambil tindakan untuk melindungi lapangan kerja Kanada serta memperluas pasar ekspor.

"Meski kami akan terus bernegosiasi dengan Amerika Serikat terkait hubungan dagang kami, pemerintah Kanada fokus penuh pada hal yang bisa kami kendalikan: membangun Kanada yang kuat," tulisnya di X.

Perpanjangan untuk Meksiko ini mencegah pemberlakuan tarif 30% pada sebagian besar barang non-otomotif dan non-logam yang memenuhi syarat Perjanjian Perdagangan AS-Meksiko-Kanada (USMCA). Keputusan diberikan setelah percakapan telepon pada Kamis antara Trump dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum.

Sekitar 85% impor AS dari Meksiko memenuhi aturan asal barang dalam USMCA, sehingga tidak terkena tarif 25% yang terkait fentanyl. AS akan tetap mengenakan tarif 50% pada baja, aluminium, dan tembaga dari Meksiko, serta tarif 25% pada mobil dan barang non-USMCA yang terkait fentanyl.

"Selain itu, Meksiko telah sepakat untuk segera menghapus Hambatan Perdagangan Non-Tarif, yang jumlahnya cukup banyak," kata Trump di Truth Social, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Barang dari India tampaknya akan dikenakan tarif 25% setelah pembicaraan buntu soal akses ke sektor pertanian India. Hal ini memicu ancaman tarif yang lebih tinggi dari Trump, termasuk sanksi yang tidak dijelaskan terkait pembelian minyak Rusia oleh India.

New Delhi berjanji melindungi sektor pertanian negara tersebut, dan ancaman tarif yang lebih tinggi dari Trump memicu kemarahan partai oposisi serta pelemahan nilai rupee.

BRASIL, CHINA

Trump memberlakukan tarif 50% terhadap ekspor Brasil pada Rabu sebagai eskalasi sengketa terkait proses hukum terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro. Namun, Trump masih memberi kelonggaran dengan mengecualikan sektor-sektor seperti pesawat, energi, dan jus jeruk dari beban tarif yang lebih berat.

Sementara itu, China menghadapi tenggat hingga 12 Agustus untuk mencapai kesepakatan tarif jangka panjang dengan pemerintahan Trump. Beijing dan Washington sebelumnya telah mencapai kesepakatan awal pada Mei dan Juni untuk mengakhiri perang tarif dan penghentian ekspor mineral tanah jarang.

(ily/hns)

Read Entire Article