Jakarta - Menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, berbagai upaya mempercepat transisi energi terus dilakukan. Pemerintah menargetkan Indonesia mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060, dan proyek-proyek energi hijau kini makin digenjot.
Salah satu perusahaan energi menyebutkan, kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) yang dikelolanya telah mencapai lebih dari 2.300 Megawatt (MW). Energi tersebut disalurkan untuk kebutuhan lebih dari 270 juta masyarakat Indonesia.
Direktur Utama perusahaan tersebut, Benardus Sudarmanta, menegaskan pentingnya transformasi energi sebagai pilar pembangunan masa depan. Ia menyebut, target netral karbon tak akan tercapai tanpa percepatan EBT.
"Perusahaan kami tidak hanya membangun pembangkit, kami membangun masa depan. Energi yang kami hasilkan hari ini adalah fondasi bagi kemajuan Indonesia esok hari," kata Benardus Dalam keterangan resminya, Jumat (1/8/2025).
Sejumlah langkah konkret juga terus dijalankan, mulai dari program co-firing biomassa di pembangkit batu bara, pengembangan pembangkit tenaga surya (PLTS) dan air (PLTA), hingga inisiatif Digital Power Plant (DPP) untuk efisiensi operasional secara real-time.
Tak hanya menyuplai listrik ke industri dan rumah tangga, sektor ketenagalistrikan juga digadang-gadang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, sekaligus menjaga ketahanan energi nasional di tengah tuntutan global terhadap energi bersih.
"Delapan dekade Indonesia merdeka adalah bukti bahwa bangsa ini terus tumbuh dan beradaptasi. Kami akan terus hadir sebagai kekuatan yang menggerakkan masa depan - lewat listrik yang tidak hanya menyala, tapi juga memberi harapan," ujar Benardus.
Upaya menuju energi bersih ini memang masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti pendanaan proyek, infrastruktur transmisi, hingga bauran energi yang masih didominasi batu bara. Meski begitu, proyek-proyek EBT terus dikembangkan, sejalan dengan roadmap pemerintah menuju transisi energi berkelanjutan. (igo/fdl)