Diplomat ADP Disebut 'Burnout' soal Pekerjaan, Sempat Cari Layanan Kesehatan Mental

4 days ago 1
Jakarta -

Kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39) di kosan Menteng, Jakarta Pusat memasuki babak baru. Asosiasi Psikologi Forensik Himpunan Psikologi Indonesia atau Apsifor Himpsi menjawab pertanyaan 'burnout' di balik kematian sang diplomat.

"Almarhum pekerja kemanusiaan, memikul berbagai tanggung jawab, menjalankan tugas peran profesional sekaligus peran humanistik sebagai pelindung, pendengar, penyelamat bagi WNI yang terjebak dalam situasi krisis dan memastikan bahwa negara hadir bagi WNI yang di luar negeri," kata Ketua Umum Apsifor Nathanael Sumampouw dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

"Ini semua tentu menimbulkan dampak seperti kelelahan, kelelahan, kepedulian, terus menerus terpapar trauma, dinamika psikologis itu kami temukan di masa akhir kehidupannya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apsifor menambahkan sambil menemukan bukti bahwa ADP sempat mencari bantuan medis terkait kesehatan mental. Namun, ini dilakukan ADP lebih dari 10 tahun yang lalu.

"Kami menemukan pada almarhum, ada riwayat yang berupaya mengakses layanan kesehatan mental secara berani. Terakhir kali dari data yang dihimpun, kami melihat kurang lebih di tahun 2013," kata Nathanael.

ADP Sosok yang Tertutup

ADP juga sebagai sosok dengan kepribadian yang selalu berusaha menekan apa yang ia rasakan. Hal ini membuat dirinya cenderung sulit atau mengalami hambatan saat ini mengelola kondisi psikologis negatif, sehingga lebih memilih untuk menutupi alih-alih mencoba terbuka.

"Dinamika tersebut membuat almarhum mengalami hambatan pribadi untuk mengakses dukungan bantuan psikologis dari lingkungan terdekat tenaga profesional kesehatan mental," kata Nathanael.

"Setelah terakumulasi mengenai dirinya dalam tekanan hidup, episode terakhir kehidupannya ini kemudian mempengaruhi proses pengambilan keputusan almarhum terkait cara kematian, atau upaya untuk mengakhiri kehidupannya," tutupnya.

Simak Video "Video: Menyoal Kematian Mendadak pada Orang yang Tampak Sehat"
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/up)


Read Entire Article