Jakarta -
Tak ada satu orang pun yang tahu takdir apa yang akan datang kepadanya. Begitu juga dengan Uya Kuya, imbas ikut joget usai Rapat Tahunan MPR di gedung DPR RI, dirinya diserang video hoax dan dinonaktifkan sebagai anggota dewan.
Ketika isu tunjangan anggota DPR RI, termasuk soal tunjangan rumah Rp 50 juta per bulan jadi sorotan, kekecewaan rakyat makin tersulut ketika muncul video joget-joget usai Rapat Tahunan MPR. Deretan anggota DPR RI terekam kamera, salah satunya Uya Kuya joget santai.
Imbasnya, muncul video-video konten dirinya joget dengan teks dan narasi yang dianggap semakin menyakiti rakyat. Salah satu teks yang terpampang dalam video tersebut, yakni 'Gaji Rp 3 juta per hari dikira banyak'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uya Kuya yang semula diam akhirnya bersuara. Dia menegaskan itu adalah video lama yang dicatut dari laman media sosialnya. Video tersebut kemudian diedit dengan diberikan teks-teks yang menentang apa yang sedang diprotes rakyat.
Uya Kuya Diserang Video Hoax
Anggota DPR RI nonaktif itu membuat klarifikasi. Uya menyebut video-video viral dirinya yang membuat rakyat semakin marah itu, kenyataannya tidak ada sama sekali.
Uya Kuya menegaskan video soal DPR dan konten itu adalah wawancara pada Januari awal 2025. Isi dari wawancara tersebut juga ga ada kaitannya dengan yang saat ini ramai dibicarakan soal tunjangan DPR RI.
"Ada lagi, dengan narasi yang menyesatkan juga (Gaji Rp 3 juta per hari dikira banyak), seolah-olah gue mencibir atau membalas netizen dengan video ini," jelas Uya Kuya dilihat pada Senin (25/8/2025).
Video tersebut sudah ada sejak 2021 dan masih ada di akun TikToknya, tanpa ada embel-embel merendahkan rakyat. "Beredar lagi video yang seolah-olah gue menantang. Ini ada lagi, ini video tahun 2022, bisa dicek di TikTok gue. Ada lagi video seolah-seolah yang gue buat untuk memperkeruh suasana padahal gak. Ini video tahun 2023," tegasnya.
Minta Maaf Ikut Joget di DPR Menyakiti Rakyat
Uya Kuya juga memberikan penjelasan soal alasan dirinya ikut joget usai Sidang Tahunan MPR di gedung DPR RI. Joget-joget itu dia sebut gak ada kaitannya dengan isu tunjangan anggota dewan.
"Jadi pada saat itu setelah pidato tahunan Presiden Republik Indonesia Pak Prabowo Subianto. Acara sudah ditutup, di atas ada hiburan musik, performance teman-teman UNHAN. Mereka membawakan ensemble musik dan paduan suara lagu Gemu Fa Mi Re," jelasnya.
"Kita, saya ini dan beberapa teman yang lain bergoyang. Itu karena murni hanya untuk menghargai dan mengapresiasi pemain musik dan kita menikmati lagunya. Saat itu acara sudah ditutup, gak ada maksud untuk meledek. Mungkin beberapa hari kemudian joget-joget tersebut dihubungkan dengan isu lain, padahal itu murni menikmati musik," ucap presenter dengan nama asli Surya Utama itu.
Uya meminta maaf apabila tindakan itu semakin menyakiti hati rakyat. Mereka berjoget sebagai bentuk menghargai dan mengapresiasi teman-teman UNHAN yang sudah berlatih untuk penampilan hari itu.
"Saya sendiri atas nama pribadi, kalau goyang-goyang tersebut atau joget-joget tersebut dianggap menyakiti, saya minta maaf. Saya tidak ada maksud apa pun, menyakiti siapapun, itu murni menikmati musik dan mengapresiasi para pemain," tegas Uya Kuya.
Meminta Maaf Usai Aksi Massa di Gedung DPR RI
Uya Kuya kembali membuat permintaan maaf setelah aksi massa di DPR RI dan beberapa titik Indonesia terjadi. Tak ada klarifikasi apa pun, Uya Kuya hanya mengucapkan kata maaf.
"Saya Uya Kuya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, tulus dari hati saya yang paling dalam untuk seluruh masyarakat Indonesia, atas apa yang terjadi berapa hari terakhir ini, atas apa yang saya lakukan baik sengaja maupun tidak sengaja," buka Uya Kuya dalam video yang diunggah Sabtu (30/8/2025).
"Kami memahami bahwa apa yang terjadi ini mengakibatkan luka yang mendalam bagi rakyat Indonesia, terutama korban yang harus gugur dan terluka akibat bentrokan-bentrokan yang terjadi," ucapnya.
Uya menegaskan gak ada niat untuk membuat suasana makin gaduh. Bapak dua anak itu mengatakan setelah ini dirinya akan lebih hati-hati dalam bertindak. Sebagai anggota DPR RI Uya Kuya meminta kesempatan untuk memperbaiki semua.
"Tapi janji saya dari hati saya yang paling dalam, saya akan lebih berhati-hati lagi dalam bersikap, bertindak, bersungguh-sungguh untuk mewakili rakyat Indonesia sebagai anggota DPR RI. Beri saya kesempatan sekali lagi untuk berbuat lebih baik lagi, lebih maksimal lagi dibanding apa yang sudah saya lakukan selama ini," janjinya.
"Saya minta maaf sedalam-dalamnya sekali lagi dari hati saya yang paling dalam. Mudah-mudahan ke depannya ini menjadi introspeksi yang sangat berarti buat saya dalam menjalankan tugas dan kewajiban saya sebagai anggota DPR RI dan memiliki tanggung jawab kepada masyarakat Indonesia khususnya di depan saya dan juga seluruh Indonesia. Saya akan melakukan yang terbaik. Beri saya kesempatan, terima kasih."
Rumah Dijarah, Dinonaktifkan Sebagai Anggota Dewan dan Ikhlas
Gak lama video permintaan maaf dipublikasikan dalam akun Instagram pribadinya, rumah pribadinya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur jadi sasaran aksi penjarahan. Ratusan orang masuk ke dalam rumahnya dan menjarah barang hingga kucing-kucing miliknya.
Uya Kuya yang tak ada di lokasi sempat memberikan pesan untuk mereka yang menjarah rumahnya. "Semoga apa yang kalian ambil bermanfaat buat kalian," tulis Uya Kuya dilihat pada Senin (1/9/2025).
Uya Kuya juga dinonaktifkan dari posisinya sebagai anggota dewan. Setelah aksi penjarahan, ramai kabar soal dirinya pergi ke luar negeri.
Namun, Uya Kuya membantah hal tersebut. Dia mengabadikan momen bertemu dengan Yusuf Hamka di Masjid Istiqlal saat salat ashar.
"Gak sengaja nih ketemu Pak Yusuf Hamka nih, sore-sore," ucap Uya Kuya dalam video yang diunggah pada Senin (1/9).
"Alhamdulillah rezeki anak saleh. Saya ketemu Mas Uya ini dimanapun saya bangga, ternyata Mas Uya masih di Jakarta. Kita salat ashar di Istiqlal, yang sabar ya, Allah mudahkan insyaallah," ucap Yusuf Hamka sambil tersenyum dan menepuk pundak Uya Kuya.
"Saya ikhlas kok. Harus ikhlas," jawab Uya Kuya tersenyum, yang saat itu didampingi istri.
(pus/dar)