Laba PTBA Ambruk 59% Jadi Rp 833 M

1 day ago 4

Jakarta -

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan kinerja negatif dalam laporan keuangannya sepanjang semester I-2025. Anggota holding tambang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mencatat penurunan laba bersih meski pendapatan tumbuh hingga akhir Juni 2025.

Mengutip laporan keuangan dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/8/2025), laba PTBA merosot 59% menjadi Rp 833,04 miliar dari Rp 2,03 triliun di periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pendapatan PTBA tumbuh 4,12% menjadi Rp 20,45 triliun dari Rp 19,64 triliun di paruh pertama 2024.

Meski begitu, beban pokok pendapatan PTBA tercatat membengkak menjadi Rp 18,20 triliun dari Rp 16,23 triliun di semester I 2024. Kemudian laba bruto perseroan tercatat merosot di semester I-2025, yakni sebesar Rp 2,24 triliun dari Rp 3,40 triliun pada periode sebelumnya di tahun 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PTBA juga mencatat peningkatan liabilitas Rp 22,89 triliun di semester I-2025, sementara pada periode yang sama di tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 19,14 triliun. Sementara untuk posisi ekuitas, PTBA mencatat penyusutan menjadi Rp 19,78 triliun dari Rp 22,64 triliun.

Sepanjang semester I-2025, PTBA mencatatkan peningkatan produksi dan penjualan, volume angkutan batu bara turut meningkat sebesar 9% menjadi 19,27 juta ton dari sebelumnya 17,70 juta ton. Capaian ini ditopang optimalisasi rantai pasok dan efisiensi sektor logistik.

Tekanan harga batu bara global menjadi salah satu tantangan utama pada paruh pertama 2025. Indeks harga ICI-3 tercatat mengalami koreksi sebesar 14% secara tahunan, dari US$ 75,89 menjadi US$ 65,15 per ton, sedangkan indeks Newcastle turun 22%, dari US$ 130,66 menjadi US$ 102.51 per ton.

"PTBA secara konsisten melakukan penguatan operasional. Kendati kondisi pasar global cukup menantang, Perseroan tetap mencatatkan pertumbuhan kinerja. Ke depan, Perseroan akan terus mendorong efisiensi biaya, meningkatkan kinerja aset. serta memperluas portofolio usaha yang berkelanjutan," ujar Corporate Secretary PTBA, Niko Chandra, dalam keterangannya dikutip Jumat (1/8/2025).

Menghadapi kondisi tersebut, PTBA menerapkan strategi pemasaran yang adaptif, diversifikasi pasar, serta pengelolaan portofolio pelanggan yang beragam. Perseroan membukukan rata-rata harga jual sebesar Rp 930 ribu per ton, turun 4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Di sisi lain, biaya operasional turut mengalami tekanan seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), yang rata-rata mencapai Rp 14.666 per liter atau meningkat 7% dibandingkan Rp 13.682 per liter pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan konsumsi BBM juga sejalan dengan bertambahnya volume produksi dan jarak angkut batu bara.

(ara/ara)

Read Entire Article