Makna dan lirik "Harimau Malaya" yang sedang viral belakangan ini ramai dibicarakan. Bukan hanya karena iramanya yang catchy, tapi juga karena pesan tersembunyi di balik setiap bait lirik lagu tersebut.
Lagu ini menyita perhatian publik dengan gaya penyampaian yang unik. Fenomena ini membuka ruang diskusi baru tentang bagaimana musik bisa menjadi media kritik sosial yang kuat dan relevan.
Memahami Makna dan Lirik Harimau Malaya
Jika didengarkan dengan saksama, lagu ini punya lirik yang cukup sarkastik dan penuh sindiran sosial. Terutama tentang identitas budaya, perempuan, dan citra nasionalisme di Malaysia.
Ini bisa terlihat dari penggunaan simbol "Harimau Malaya" yang dikenal sebagai simbol kebanggaan nasional. Menurut Buku Pintar Hewan Buas, Jumanta, (2019), Harimau Malaya (Panthera tigris jacksoni) adalah subspesies harimau yang habitat aslinya berada di semenanjung Malaya, Malaysia.
Inilah lirik lagu tersebut yang ditulis ulang dari musixmatch.com.
Makna dan lirik "Harimau Malaya"berisi sindiran terhadap Perubahan Gaya dan Nilai. Contohnya pada lirik "Hey kau si gadis berkebaya, Apa yang membuat kau menjeling? Ketat! Singkat!"
Kalimat tersebut menggambarkan perubahan citra perempuan Melayu. Citra yang dulunya berkebaya sopan dan anggun berubah menjadi lebih berani, terbuka, dan glamor.
Lirik "tinggal semalaman dunia aktres" dan "comel! gedik!" juga menyindir fenomena gadis yang lebih menonjolkan tampilan fisik atau ingin cepat terkenal. Baik lewat media sosial atau konsep selebritas instan.
Terdapat juga kritik terhadap superfisialitas dan hilangnya etika. Kalimat seperti "Kembali ajar kami etika gadis" atau "Tinggal harian dunia kaku" seperti menyindir bahwa dunia sekarang begitu cepat berubah. Para perempuan muda pun dianggap kehilangan nilai-nilai etika dan jati diri tradisional.
Istilah "Harimau Malaya"adalah simbol ironi dalam lagu ini. Pengulangan frasa "Harimau, harimau, harimau, harimau Malaya" awalnya terasa patriotik. Tapi ini justru dipakai secara ironis, seolah mempertanyakan apakah kebanggaan bangsa itu masih bermakna ketika nilai-nilai budaya dan identitas mulai terkikis.
Dilanjutkan dengan kalimat:"Tak pernah ucap hello, pergi kau melambai" bisa ditafsirkan sebagai kurangnya rasa hormat atau sopan santun di era sekarang. Baik antar individu maupun terhadap budaya sendiri.
Simbol hewan buas yang gagah malah jadi ironi di Makna dan lirik "Harimau Malaya" yang viral ini. Alasannya karena budaya dan etika yang dulunya dijaga, kini perlahan ditinggalkan. (DNR)