Menteri LH ingatkan gunakan teknologi tepat untuk kurangi sampah

1 day ago 3

Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol mengingatkan penggunaan teknologi untuk menyelesaikan isu sampah perlu pendalaman agar tidak menimbulkan isu baru seperti gas buang dari insinerator tidak sesuai kapasitas.

"Ini 514 kabupaten/kota sangat beragam kompleksitas dari penanganan sampahnya. Tidak semua metodologi, tidak semua teknologi bisa kita gunakan rata di seluruh tanah air," kata Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif dalam peresmian Waste Crisis Center di Jakarta, Kamis.

Secara khusus dia menyoroti masih banyak yang belum memahami teknologi yang bisa digunakan untuk menekan timbulan sampah, termasuk yang aman digunakan bagi lingkungan dan manusia.

Dia kemudian memberikan contoh bagaimana ada rencana menggunakan insinerator yang tidak memiliki teknologi yang tepat untuk mengurangi sampah, sebagai bagian dari upaya pengelolaan sampah.

Baca juga: KLH intensifkan pembinaan kelola sampah seluruh kabupaten dan kota

"Ini indikasinya ada rencana-rencana penggunaan insinerator yang belum memiliki kapasitas untuk diperkenankan melepaskan gas buang. Ini sudah beredar banyak di masyarakat. Dari kondisi ini sudah menyimpulkan bahwa tidak semua birokrasi paham bagaimana sampah harus selesai," jelasnya.

Tidak hanya itu, dari sisi teknologi juga terdapat penyesuaian yang harus dilakukan untuk menggunakannya termasuk penempatan di lokasi yang sesuai. Ditambah perlunya peningkatan sistem informasi untuk pengelolaan sampah yang memerlukan dukungan seluruh pihak.

Untuk itu, dia mendorong pihak-pihak terkait termasuk pemerintah daerah, dunia usaha, kelompok masyarakat dan berbagai pihak lain untuk menggunakan Waste Crisis Center demi mendapatkan masukan teknologi dan pendekatan yang sesuai untuk menyelesaikan isu sampah di wilayah masing-masing.

Baca juga: Mendagri minta Pemda serius dukung pembangunan PSEL

Masyarakat juga dapat melaporkan kepada KLH/BPLH melalui fasilitas tersebut terkait praktik pengelolaan sampah termasuk keberadaan TPA ilegal.

"Bila mana ada permasalahan sampah, sekecil apapun, seberat apapun, sebesar apapun, tolong kiranya dikomunikasikan dengan Waste Crisis Center untuk kemudian dicarikan pemecahannya," katanya.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), pada 2024 dihasilkan 34,27 juta ton dari yang dilaporkan 319 kabupaten/kota. Capaian pengurangan sampah sendiri baru berada di kisaran 1,14 persen atau sekitar 390.278 ton dan terdapat 14,46 juta ton sampah berhasil terkelola. Sampah tidak terkelola yang dapat bocor ke lingkungan diperkirakan mencapai 19,8 juta ton.

Baca juga: Wapres: Presiden Prabowo target B50 untuk percepat transisi energi

Baca juga: Menteri LH ajak perusahaan dukung pengelolaan sampah lewat dana CSR

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article