Menteri Maman Tekankan Pentingnya Asuransi untuk UMKM

13 hours ago 9
Maman dalam acara UMKM Go Digital yang digelar PB HMI di Jakarta, Selasa (30/9/2025). Foto: Kementerian UMKM

Menteri UMKM Maman Abdurrahman mendorong UMKM mempunyai asuransi. Sebab, ia menilai UMKM, terutama yang mikro rentan terhadap guncangan ekonomi dan bencana.

Maman mengatakan hanya terdapat sekitar 2,96 persen UMKM yang telah memiliki asuransi kebencanaan, sementara 53 persen di antaranya tidak melakukan persiapan dalam menghadapi potensi bencana

Maman menegaskan asuransi berperan strategis sebagai instrumen penting dalam mitigasi risiko ekonomi, sekaligus jaminan keberlanjutan usaha bagi pengusaha UMKM di tengah ketidakpastian global dan ancaman perubahan iklim.

“Asuransi menjadi instrumen penting dalam mitigasi risiko dan penopang keberlanjutan usaha,” kata Maman melalui keterangan tertulis saat acara Literasi Asuransi untuk Negeri yang diselenggarakan oleh Dewan Asuransi Indonesia bersama seluruh asosiasi perusahaan asuransi di Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (18/10).

Menurutnya, Asuransi tidak hanya hadir sebagai pelindung bagi UMKM, tetapi juga menjadi penopang untuk bangkit dan melanjutkan usaha. Namun hingga saat ini, Indonesia masih memiliki tingkat inklusi dan literasi produk yang tergolong rendah.

Untuk itu, Maman menekankan perlu adanya kolaborasi lebih intensif antara asosiasi perusahaan asuransi untuk meningkatkan literasi asuransi di kalangan pengusaha UMKM.

“Rendahnya literasi asuransi bukan hanya persoalan pengetahuan, tetapi juga berdampak langsung terhadap ketahanan usaha,” ujar Maman.

Maman menuturkan asuransi sejatinya berperan strategis dalam mendukung pembiayaan produktif pemerintah, seperti program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Melalui perlindungan asuransi, penyaluran kredit dan akses pembiayaan bagi pengusaha UMKM diharapkan dapat terus meningkat.

Maman menuturkan penyaluran KUR hingga 17 Oktober 2025 tercatat mencapai Rp 217,1 triliun dan telah disalurkan kepada 3.691.209 pengusaha UMKM. Dari jumlah tersebut, sebanyak 60,6 persen atau senilai Rp 129 triliun disalurkan ke sektor produksi untuk meningkatkan multiplier effect terhadap perekonomian nasional.

Maman menilai jika penyaluran pembiayaan di sektor produksi terus ditingkatkan akan semakin banyak manfaat ekonomi yang dapat dirasakan secara luas. Selain itu, adanya sinergi dan kolaborasi berbagai pihak dapat meningkatkan pembiayaan UMKM.

“Hal ini pada akhirnya akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan UMKM dan pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan,” tutur Maman.

Read Entire Article