Menyesal Andalkan ChatGPT, Pria Irlandia Baru Tahu Idap Kanker Stadium 4

1 month ago 16
Jakarta -

Kemudahan mengakses Artificial Intelligence (AI) seperti ChatGPT di era modern ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, AI bisa membantu, namun di sisi lain berisiko merugikan jika jawabannya diterima mentah-mentah.

Hal itu dialami Warren Tierney (37), pria asal Irlandia. Dikutip Daily Mail UK, Tierney menggunakan ChatGPT untuk mencari nasihat medis setelah mengalami sakit tenggorokan sejak awal tahun hingga sulit menelan.

Tidak puas dengan jawaban AI, Tierney akhirnya memutuskan mencari bantuan medis di unit gawat darurat. Hasil pemeriksaan mengejutkan, ia didiagnosis mengidap adenokarsinoma esofagus atau kanker kerongkongan stadium empat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya Tierney Sempat 'Berhasil'

Bukan tanpa alasan Tierney menghabiskan waktu cukup lama berkonsultasi dengan ChatGPT terkait kondisi kesehatannya. Ini karena AI tersebut berhasil memberikan 'saran medis' yang tepat.

Tierney bahkan merasa kerongkongannya membaik setelah dirinya bisa menelan kue setelah minum obat pengencer darah. ChatGPT mengatakan bahwa itu merupakan sesuatu yang bagus.

"Kanker? Kemungkinannya sangat kecil. Tidak ada gejala yang mencurigakan, stabil, dan membaik," tulis prediksi ChatGPT.

"'Tetapi secara serius, Anda telah memberikan rincian yang jelas dan konsisten selama berminggu-minggu dan tidak ada yang Anda jelaskan secara kuat mengarah pada kanker," tambahan dari ChatGPT.

Menyesal Percaya AI

Lama kelamaan, kondisi Tierney semakin tidak membaik. Jawaban-jawaban dari ChatGPT tak lagi mampu memberikan ketenangan dan dirinya menyesal telah menaruh kepercayaan kepada kecerdasan buatan.

"Saya pikir itu akhirnya menjadi masalah nyata, karena ChatGPT mungkin menunda saya mendapatkan perhatian (medis) serius," kata Tierney.

"Saya adalah contoh nyatanya sekarang dan saya dalam masalah besar karena mungkin saya terlalu bergantung padanya (ChatGPT). Atau mungkin saya hanya merasa bahwa kepastian yang diberikannya kemungkinan besar benar, padahal sayangnya tidak," lanjutnya.

Beruntung pada saat itu, sang istri meminta dirinya untuk mendapatkan pertolongan medis. Menurutnya, tanpa dorongan tersebut, maka kankernya tidak akan terdiagnosis.

Kini, Tierney sedang berjuang untuk kesembuhannya. Bahkan, ia memiliki opsi lain untuk melakukan operasi di Jerman atau India. Bersama sang istri, Tierney membuka penggalangan dana untuknya berobat.

(dpy/suc)


Read Entire Article