Ngeri, Ini Daftar Kematian Paling Menyakitkan dan Bagaimana Tubuh Bereaksi

23 hours ago 5

Jakarta -

Kematian adalah misteri yang tidak bisa dihindari setiap manusia. Cara seseorang menghadapinya bisa berbeda-beda.

Beberapa kondisi menyebabkan prosesnya sangat menyakitkan. Setiap kematian memilik respon biologisnya masing-masing.

Kematian Paling Menyakitkan

Kematian paling menyakitkan di antaranya dehidrasi, tenggelam, hingga terpapar radiasi. Berikut penjelasannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Dehidrasi

Menurut National Institute of Health, sekitar 2/3 berat badan seseorang adalah air. Semua sel dalam tubuh membutuhkan air untuk bekerja dan air merupakan dasar dari semua cairan tubuh, seperti air liur, darah, keringat, urine dan cairan sendi.

Manusia hanya bisa bertahan hidup dalam waktu singkat tanpa air. Ketika tidak ada air, tubuh tidak memproduksi keringat. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan suhu tubuh yang berbahaya dan memberi tekanan pada cairan dalam tubuh, termasuk darah.

Jika kondisi ini menyebabkan penurunan volume darah, sirkulasi darah dalam tubuh akan berkurang dan menyebabkan penurunan darah yang signifikan. Hal ini bisa menyebabkan hilangnya kesadaran dan kematian.

Tak hanya karena penurunan volume darah, kematian juga bisa disebabkan karena penumpukan racun akibat dehidrasi. Tanpa air, tubuh racun akan menumpuk dan menyebabkan kegagalan organ yang meluas.

Senada dengan hal tersebut, dikutip dari Scientific American, saat seseorang berhenti berkeringat, dia akan mulai kepanasan. Orang tersebut akan mulai kehilangan kesadaran dan kulitnya akan mengering. Pada tahap selanjutnya, gagal ginjal dan hati akan terjadi, merusak organ secara serius dan meracuni orang tersebut hingga meninggal dunia.

2. Tenggelam

WHO mencatat, ada sekitar 300.000 kematian akibat tenggelam setiap tahunnya di seluruh dunia. Tenggelam adalah proses mengalami gangguan pernapasan akibat terendam dalam cairan.

Dikutip dari laman Healthline, enggelam bisa terjadi sangat cepat namun secara bertahap. Tahapan-tahapan ini bisa berlangsung sekitar 10-12 menit sebelum kematian terjadi.

  • Selama beberapa detik setelah air terhirup, orang yang tenggelam dalam kondisi melawan karena berjuang untuk bernapas
  • Saat saluran napas mulai menutup, orang akan mulai menahan napas tanpa sadar. Proses ini berlangsung hingga 2 menit sampai mereka kehilangan kesadaran
  • Orang tersebut kehilangan kesadaran. Selama tahap ini, dia masih bisa diselamatkan melalui resusitasi dan memiliki peluang untuk pulih kembali. Pernapasan berhenti dan detak jantung melambat. Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa menit.
  • Tubuh mengalami kejang hipoksia. Tanpa oksigen, tubuh penderita akan tampak membiru dan mungkin bergerak-gerak tidak beraturan
  • Otak, jantung, dan paru-paru mencapai kondisi yang tidak memungkinkan untuk pulih kembali. Tahap akhir dari tenggelam disebut dengan hipoksia serebral dan diikuti dengan kematian klinis.

3. Terbakar

Dalam artikel berjudul Forensic Pathology of Thermal Injuries yang ditulis oleh pakar forensik Valerie Rao, MD, orang yang terbakar sampai mati melihat kulit mereka menghitam dan kemudian terbelah, serta memperlihatkan jaringan di bawahnya terkena kobaran api. Proses ini berlaku untuk orang yang terjebak dalam kobaran api.

Berbeda dengan kematian yang berhubungan langsung dengan gunung berapi. Pada tahun 2018, Live Science melaporkan adanya kasus seorang pria yang jatuh ke dalam salah satu kolam Norris Geyser Basin di Taman Nasional Yellowstone. Dalam waktu kurang dari sehari, air yang hampir mendidih dan sangat asam melarutkan jenazahnya sepenuhnya.

4. Terpapar Radiasi

Jika dalam dosis kecil, radiasi bisa digunakan untuk mengobati kondisi kanker dengan membunuh sel-sel berbahaya. Namun dalam kasus ekstrem, radiasi bisa menyebabkan kematian.

Dikutip dari laman CDC, salah satu skenario radiasi yang bisa menyebabkan kematian yaitu ledakan nuklir. Orang yang berada di arah angin dari ledakan bisa terpapar radiasi hingga menyebabkan penyakit atau kematian dalam beberapa hari.

Kematian dapat terjad di atau dekat titik nol yang disebabkan oleh ledakan, panas, radiasi langsung, atau puing-puing yang beerbangan. Cedera akibat ledakan meliputi:

  • Gendang telinga berlubang
  • Cedera paru-paru dan gastrointestinal
  • Trauma akibat serpihan yang beterbangan
  • Patah tulang
  • Menghirup asap
  • Perburukan kondisi kronis

Cedera karena panas atau termal mencakup luka bakar kilat atau luka bakar api.

Kematian akibat paparan radiasi dialami oleh Hisashi Ouchi, seorang pekerja berusia 25 tahun yang bekerja di pabrik pengolahan bahan bakar nuklir di Jepang.

Pada tahun 1999, dia dan dua rekannya sedang berdiri di tangki bahan bakar saat salah satu dari mereka menambahkan 35 pon ranium ke dalam prosesor, yang tujuh kali lebih tinggi dari batas aman.

Mereka melihat kilatan cahaya biru sebelum terkena ledakan radiasi. Ouchi terpapar radiasi 17.000 millisievert, radiasi terbanyak yang pernah tercatat dalam satu waktu.

Meski awalnya tampak sehat, kondisinya memburuk dalam 83 hari. Kulitnya mulai mengelupas hingga mengeluarkan banyak cairan melalui daging yang terbuka.

Jaringan paru-parunya rusak. Radiasi tersebut juga membunuh sel-sel dalam sistem pencernaan yang seharusnya menyerap makanan dan obat-obatan. Dia kemudian meninggal karena kegagalan multi-organ.


(elk/kna)

Read Entire Article