Di Jalan Anuraga No. 14, Fatmawati, berdiri Tahu Campur Pak Subari yang sejak 1998 jadi incaran pencinta kuliner khas Surabaya di Jakarta Selatan. Foto: detikFood
Pak Subari merantau dari Lamongan ke Jakarta untuk berjualan makanan khas Jawa Timur. Awalnya berjualan di depan kantor pos, kini warungnya makin ramai dikunjungi. Foto: detikFood
Meski berasal dari Lamongan, menu yang dijual di sini kebanyakan makanan khas Surabaya. Seperti nasi rawon seharga Rp 25.000. Foto: detikFood
Saat ini, ia dibantu enam karyawan tetap. Warung sederhana ini mampu melayani ratusan orang setiap hari, bahkan ditawarkan juga lewat aplikasi pesan-antar. Foto: detikFood
Menu tahu campur menjadi primadona. Isinya ada mie kuning, tauge, perkedel singkong, selada air, tahu potong, serta kikil sapi empuk dalam kuah gurih. Foto: detikFood
Setiap hari, warung ini bisa menghabiskan 20–25 kilogram kikil sapi dan lebih dari 2.000 potong tahu. Antrean panjang pun selalu terlihat di jam makan siang dan makan malam. Foto: detikFood
Tersedia juga menu soto ayam berkuah bening. Pak Subari menyebut soto ayam ini menggunakan gagrak soto ayam khas Lamongan. Foto: detikFood
Menu tahu tek telor dengan bumbu petis udang asli Gresik juga jadi favorit. Banyak pelanggan terus datang kembali berkat menu ini. Foto: detikFood
Pilihan lainnya beragam, mulai dari soto ayam Rp 15.000, nasi rawon, gado-gado, hingga rujak cingur Rp 35.000. Semua disajikan dengan cita rasa rumahan khas Jawa. Foto: detikFood
Buka setiap hari pukul 08.00–23.00, Tahu Campur Pak Subari jadi destinasi wajib kuliner di Fatmawati. Tempat ini bisa jadi nostalgia rasa Surabaya yang hangat dan otentik. Foto: detikFood