Seorang anak usia sekolah di Los Angeles meninggal dunia akibat komplikasi campak langka, beberapa tahun setelah terinfeksi virus tersebut. Departemen Kesehatan Wilayah Los Angeles mengumumkan kematian tersebut pada hari Kamis, sebagai bagian dari peringatan bagi warga tentang pentingnya vaksinasi.
Departemen tersebut mengatakan bahwa anak itu tertular campak saat bayi sebelum mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin campak-gondongan-rubella (MMR) pertama mereka. Dosis pertama harus diberikan kepada bayi pada usia 12 hingga 15 bulan, diikuti dengan dosis kedua pada usia 4 hingga 6 tahun.
Anak tersebut sembuh, tetapi bertahun-tahun kemudian mengalami gangguan otak progresif langka yang dikenal sebagai panensefalitis sklerosis subakut atau subacute sclerosing panencephalitis (SSPE). Kondisi ini dapat terjadi pada orang yang terinfeksi campak di awal kehidupan, biasanya sekitar 2 hingga 10 tahun setelah infeksi awal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kasus ini merupakan pengingat yang menyakitkan betapa berbahayanya campak, terutama bagi anggota masyarakat kita yang paling rentan," ujar Dr. Muntu Davis, petugas kesehatan Los Angeles dikutip dari NBC News, Senin (15/9/2025).
"Vaksinasi bukan hanya tentang melindungi diri sendiri - ini tentang melindungi keluarga, tetangga, dan terutama anak-anak yang terlalu muda untuk divaksinasi," ujarnya.
Sekitar 1 dari 10.000 orang yang terinfeksi campak bisa mengalami SSPE. Tetapi jika terinfeksi saat bayi, risikonya menjadi 1 dari 600.
Gangguan otak ini memengaruhi sistem saraf pusat, sehingga penderita dapat mengalami kejang atau kehilangan kemampuan berjalan sebelum jatuh koma atau kondisi vegetatif.
Belum ada obat atau pengobatan yang efektif untuk gangguan ini, dan sebagian besar pasien meninggal dalam satu hingga tiga tahun setelah diagnosis.
Tahun ini menandai wabah terburuk campak sejak AS memberantas penyakit tersebut pada tahun 2000. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah mencatat 1.454 kasus sejak awal tahun, melampaui rekor sebelumnya pada tahun 2019 yang didorong oleh wabah di komunitas Yahudi Ortodoks di New York dengan tingkat vaksinasi yang rendah.
Simak Video "Video KuTips: Terapi Campak pada Anak, IDAI Ingatkan Isolasi Diri "
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)