Populer: Fahri Hamzah Minta Maaf Kinerja Nol; Rusia Buka Peluang Datangkan TKI

1 hour ago 6
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Fahri Hamzah berdiri saat dipanggil Presiden Prabowo Subianto dalam pengumuman jajaran menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024). Foto: Hafidz Mubarak/ANTARA FOTO

Pernyataan Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah meminta maaf atas kinerja Kementerian PKP yang masih nol menjadi salah satu berita populer kumparanBISNIS pada Kamis (14/8).

Di sisi lain, Rusia membuka peluang mendatangkan tenaga kerja dari Indonesia juga banyak dibaca. Berikut ringkasannya.

Fahri Hamzah Minta Maaf Kinerja Nol

Fahri juga sudah menerangkan hal itu dalam laporannya kepada Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kawasan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Fahri menjelaskan kinerja yang masih nol meliputi beberapa program seperti renovasi rumah, penataan kawasan sampai Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) perumahan.

“Terus terang aja, kita ini yang KPI kita aja itu kan masih nol, tadi saya minta maaf, saya laporkan tadi itu, karena untuk renovasi kan masih nol, penataan kawasan kan masih nol, PSU masih nol gitu,” kata Fahri saat ditemui di Kantor Kemenko IPK, Jakarta Pusat, Kamis (14/8).

Menurutnya, selama ini kinerja Kementerian PKP justru tak sesuai dengan Key Performance Indicator (KPI) yang seharusnya.

Rusia Buka Peluang Datangkan TKI

Rusia kini tengah membutuhkan banyak tenaga kerja terampil (skilled workers). Tenaga kerja dari Indonesia menjadi salah satu yang diincar oleh pengusaha Rusia.

Atase Perdagangan di Moskow, Ardianto Mahdi Wibowo, mengatakan peluang kerja yang cukup besar di pasar Rusia ini perlu dioptimalkan untuk meningkatkan kontribusi ekspor jasa terhadap perekonomian nasional.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto menghadiri upacara penandatanganan setelah pertemuan mereka di Saint Petersburg pada 19 Juni 2025. Foto: Sergei Bobylyov / POOL / AFP

Menurut dia, Rusia tengah membutuhkan tenaga kerja terampil yang cukup signifikan di berbagai sektor, antara lain di industri garmen dan tekstil, pertanian, pabrik besi dan baja, serta pabrik produksi makanan.

"Permintaan juga datang untuk posisi petugas pemeliharaan tanaman dan penata graha (housekeeper) untuk jasa perhotelan, serta teknisi pengelasan untuk sektor industri berat,” kata Ardianto dalam keterangan tertulisnya dikutip Kamis (14/8).

Read Entire Article