Program Tabungan Hari Tua TNI, Polri, dan ASN Dihantui Risiko Klaim Membengkak

13 hours ago 16
Launching Logo Baru PT Asabri Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan

Program Tabungan Hari Tua (THT) yang dikelola oleh PT Asabri (persero) tengah menghadapi potensi lonjakan klaim mencapai 95,4 persen pada tahun 2026.

Bahkan, dalam 'Buku Nota Keuangan beserta APBN Tahun Anggaran 2026' potensi lonjakan klaim mencapai 104,2 persen pada 2029.

"Rasio klaim terhadap premi yang melebihi 100 persen menunjukkan adanya risiko defisit underwriting yang dapat mengarah pada penurunan nilai aset THT dalam jangka panjang. Terutama apabila pembayaran klaim terus bergantung pada likuidasi aset,” tulis dokumen tersebut seperti yang dikutip kumparan, Minggu (24/8).

Menurut dokumen tersebut, dibutuhkan penyesuaian kebijakan serta penanganan terhadap aset tidak produktif, baik melalui penambahan aset baru maupun pemulihan aset bermasalah.

Selain itu, risiko fiskal lain berasal dari potensi penurunan nilai aset investasi akibat fluktuasi pasar serta adanya aset non-produktif yang mempengaruhi peningkatan nilai investasi.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, manajemen PT Asabri (Persero) telah melakukan serangkaian langkah mitigasi antara lain perbaikan dari sisi tata kelola, rebalancing aset secara bertahap ke instrumen yang lebih produktif.

"Pengelolaan investasi yang disesuaikan dengan karakteristik tiap program kelolaan, penerapan prinsip Liabilities Driven Investing untuk menyelaraskan aset dengan kewajiban kepada peserta, pemantauan berkala terhadap limit likuiditas masing-masing program, serta penguatan fungsi komite investasi," tulis dokumen setebal 392 halaman tersebut.

Sementara itu untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) memiliki risiko fiskal yang terkendali karena proyeksi rasio klaimnya masih berada pada 32,5 persen untuk JKK dan 61,8 persen untuk JKM pada 2026.

Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). Foto: Shutter Stock

Program THT yang dikelola oleh Taspen juga disebut menghadapi risiko likuiditas jangka panjang akibat peningkatan rasio klaim seiring dengan komposisi peserta yang didominasi oleh ASN usia 40–50 tahun.

Untuk Taspen, rasio klaim THT diproyeksikan terus meningkat hingga 285,2 persen pada 2028. Dengan begitu, risiko fiskal baik dari program jaminan pensiun maupun THT di bawah Taspen akan terasa cukup signifikan.

“Risiko fiskal dari program pensiun dan THT cukup signifikan dalam jangka menengah dan panjang, terutama jika tidak ada reformasi kebijakan yang tepat dan hati-hati,” tulis dokumen tersebut.

Saat ini, dari sisi investasi, dana program tersebut dikelola secara hati-hati. Investasi terdiri atas 66,7 persen obligasi yang mayoritas adalah Surat Berharga Negara (SBN), 21,3 persen deposito, dan 12,0 persen investasi lainnya.

“Komposisi tersebut relatif aman dan sesuai ketentuan yang berlaku. Pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait sedang mengkaji langkah-langkah perbaikan program THT untuk memastikan keberlanjutan dan mengurangi risiko fiskal di masa depan,” tulis dokumen itu.

Read Entire Article