Jakarta -
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat pembangunan Bendungan Cijurey yang berlokasi di Kecamatan Cariu, Kecamatan Sukamakmur, dan Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hingga akhir Juni 2025, progres fisik pembangunan bendungan ini telah mencapai 30,30%.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pembangunan bendungan ini menjadi bagian dari komitmen jangka panjang pemerintah dalam memperkuat ketahanan air, mendukung ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas pertanian, serta mereduksi banjir.
"Bendungan Cijurey dirancang tidak hanya untuk mengendalikan banjir, tetapi juga menyediakan air baku, meningkatkan potensi tenaga listrik, dan meningkatkan produktivitas pertanian yang tujuannya mendukung program swasembada pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto," kata Dody, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (1/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dody mengatakan, saat ini progres keuangan dari proyek ini sebesar 20,39% terhadap rencana multiyears contract (MYC). Dalam catatan detikcom, Bendungan Cijurey dibangun dengan nilai kontrak Rp 3,7 triliun untuk 3 paket pekerjaan dan ditargetkan rampung 2028.
Dengan luas genangan 56,15 hektare (ha) dan kapasitas tampungan 14,37 juta meter kubik, Bendungan Cijurey setelah beroperasi akan memasok air untuk Daerah Irigasi (DI) Cihoe-Cikumpeni seluas 1.486 ha dan DI Ciomas-Pasang Bedil 60 ha. Bendungan ini juga dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 180% menjadi 265%, dan berpotensi menambah DI baru seluas 501 Ha.
Fungsi Pengendali Banjir
Di samping itu, Bendungan Cijurey juga mampu mereduksi potensi banjir di wilayah hilir Sungai Cihoe. Keberadaan bendungan ini diharapkan dapat menurunkan debit banjir Q25 dari 291,47 m³/detik menjadi 118,53 m³/detik, atau sekitar 59,33%.
Manfaat tambahan lainnya ialah bendungan ini akan mendukung suplai air baku sebesar 0,71 m³/detik untuk Kecamatan Cariu dan Sukamakmur, serta potensi pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) sebesar 1 MW dan PLTS sebesar 10 MW.
Lebih lanjut Dody menjabarkan, pekerjaan yang telah dilakukan meliputi pembangunan bendungan utama, saluran pengelak, bangunan pelimpah, pekerjaan instrumentasi serta pekerjaan jalan akses kanan dan kiri. Beberapa kendala teknis seperti potensi longsor dan pengaturan ulang lokasi fasilitas umum telah ditangani melalui koordinasi intensif dan penyesuaian desain konstruksi.
"Meski menghadapi beberapa kendala teknis, Kementerian PU melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air memastikan proyek Pembangunan bendungan Cijurey tetap berjalan sesuai koridor keselamatan, tata ruang, dan keberlanjutan lingkungan," ujar Dody.
Kementerian PU juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat agar dampak sosial dapat diminimalkan secara adil dan partisipatif. Dipastikan seluruh tahapan pembangunan mengedepankan kualitas, akuntabilitas, serta keselamatan konstruksi, agar manfaat bendungan ini dapat dirasakan luas.
(shc/rrd)