Jakarta -
PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Petronas Chemicals Group Berhad (PCG) memperkuat kemitraan strategisnya melalui penandatanganan kelanjutan nota kesepahaman (MoU). Kerja sama ini membuka peluang kolaborasi lebih luas dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan regional, serta mendorong hilirisasi industri pupuk dan petrokimia di Indonesia.
Kerja sama ini mencakup penjajakan potensi sinergi dari pasokan urea dan amonia, transfer pengetahuan teknis dan operasional, hingga penguatan tata kelola perusahaan di bidang Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan (HSE). Kolaborasi ini diharapkan menjadi katalis penguatan industri pupuk dan petrokimia nasional yang lebih berkelanjutan, efisien, dan mampu memenuhi kebutuhan pangan kawasan. Pada saat yang sama, memastikan kepatuhan kepada undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan kerja sama ini juga menjadi bukti komitmen Pupuk Indonesia dalam mendukung ketahanan pangan regional melalui penguatan rantai pasok pupuk di kawasan Asia Tenggara. Hal ini diungkapkan olehnya saat acara penandatanganan kelanjutan kerja sama dengan Petronas Chemicals Group Berhad di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kolaborasi kali ini memperluas ruang sinergi, tidak hanya mencakup pasokan produk, tetapi juga pengembangan kapasitas, transfer teknologi, serta eksplorasi proyek hilirisasi. Ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat hilirisasi industri nasional serta peningkatan kehandalan operasional pabrik pupuk," kata Rahmad Pribadi dalam keterangan tertulis, Jumat (1/8/2025).
Selain itu, kedua perusahaan juga menyepakati studi kelayakan bersama (Joint Feasibility Study Agreement) untuk pengembangan teknologi pabrik metanol guna memperkuat hilirisasi industri petrokimia di Indonesia. Metanol sendiri merupakan komoditas bernilai tinggi yang memiliki pasar luas dan menjadi bagian strategis dari ekspansi, serta diversifikasi usaha non-pupuk Pupuk Indonesia secara berkelanjutan.
"Nantinya, pengembangan metanol di dalam negeri diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan mendorong kemandirian energi nasional," tuturnya.
Di sisi lain, kerja sama ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat daya saing Pupuk Indonesia sebagai pemain utama industri pupuk dan petrokimia di kawasan Asia Tenggara. Dengan menjalin kolaborasi ini, Pupuk Indonesia berpotensi memperluas jaringan kemitraan untuk menghadapi tantangan industri yang semakin kompleks.
Kerja sama ini juga mencakup transfer teknologi, pertukaran pengetahuan teknis, serta kolaborasi di bidang Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan (HSE) yang akan memperkuat kehandalan operasional kedua perusahaan.
"Kemitraan strategis ini menjadi bukti nyata komitmen kami untuk terus membangun industri pupuk nasional yang efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan. Kami percaya kolaborasi seperti ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tantangan global, sekaligus mewujudkan ketahanan pangan di skala regional yang lebih tangguh," pungkas Rahmad.
(ega/ega)