
Serangan Rusia kembali menghantam Kyiv, Ukraina dengan rudal dan drone dalam semalam menewaskan sedikitnya 12 orang. Presiden AS Donald Trump pun kesal dengan serangan itu. Sebab, saat ini AS berupaya mendamaikan konflik kedua negara itu.
Dilansir Reuters, Jumat (25/4), serangan itu menurut Trump "tidak perlu" dan "waktu yang sangat buruk" saat ia mendorong perdamaian.
Serangan itu juga melukai 90 orang, menghancurkan bangunan dan memicu kebakaran, kata para pejabat Ukraina. Tim penyelamat masih menemukan mayat dari puing-puing lebih dari 12 jam kemudian.
"Saya tidak senang dengan serangan Rusia di KYIV. Tidak perlu, dan waktu yang sangat buruk. Vladimir, BERHENTI! 5.000 tentara seminggu sekarat. Mari kita selesaikan kesepakatan perdamaian!" kata Presiden AS Trump di Truth Social, menyinggung Presiden Rusia Vladimir Putin.

Gedung Putih telah mengancam akan meninggalkan upayanya jika tidak ada kemajuan yang segera dibuat.
Sebelumnya, Trump menegur Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Rabu atas komentarnya yang menyatakan Kyiv tidak akan mengakui pendudukan Rusia di Krimea.
Trump telah menggunakan nada yang jauh lebih lembut dalam pernyataannya tentang Putin dibanding dengan Zelenskyy. Padahal sebelumnya pada ia menyebut Putin sebagai "diktator."
Utusan khusus Trump diperkirakan akan bertemu Putin pada hari Jumat untuk pembicaraan lebih lanjut, kata seorang pejabat AS.