Jakarta -
Penyanyi papan atas Vidi Aldiano masih berjuang melawan kanker ginjal stadium 3. Ia pertama kali didiagnosis menderita kanker ginjal pada 2019, dan pada 2023 mengabarkan kankernya telah bermetastasis atau menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Terakhir, pada Juli 2025, Vidi membagikan cerita mengenai proses perawatannya. Ia mengungkapkan penyakit kanker dan rangkaian pengobatan yang dijalaninya membuat berat badannya turun drastis. Suami Sheila Dara itu juga mengaku sering merasa kelelahan akibat kondisinya.
"Berat badan gue sampai turun 10 kg. Prinsip hidup gue sekarang, gapapa kanker, yang penting badan gue bagus," ucap Vidi saat itu melalui salah satu unggahannya di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vidi mengungkapkan perubahan yang terjadi di tubuhnya merupakan efek samping dari pengobatan kanker, seperti terapi radiasi dan kemoterapi. Ia kini mengaku juga tengah berusaha meningkatkan berat badannya agar lebih berisi, meski terasa lebih berat.
Kanker Ginjal Vidi Aldiano Menyebar
Pada tahun 2023, kanker yang diidap oleh Vidi Aldiano menyebar. Setahun kemudian, ia sempat curhat bahwa hasil pemeriksaan Positron Emission Tomography scan (PET scan) tidak sesuai dengan harapannya.
Temuan itu diakuinya sedikit membuatnya stres dan down. Meski begitu, ia bertekad untuk tidak menghentikan perjuangannya untuk menjalani pengobatan demi hasil yang lebih baik.
"Hasil PET scan-nya itu belum sesuai dengan harapan saya. It's not bad but it's not good also yet, masih hopeful untuk terus berjuang melawan penyakit aku ini. It was not easy, still not easy juga sampai hari ini melihat hasil yang masih belum sesuai ekspektasi itu terkadang bikin kita down dan bisa stres juga," kata Vidi dalam sebuah video yang diunggahnya ke Instagram.
Efek Kemoterapi
Perjuangan yang tidak mudah harus dilalui Vidi Aldiano selama kemoterapi. Ia mengaku mengalami efek samping seperti menggigil atau nyeri pada tubuhnya. Ketika bangun tidur, ia juga mengeluhkan kondisi takikardia, kondisi ketika detak jantung relatif tinggi.
Selama perawatan ia juga berusaha mengelola emosi dan stres lebih baik. Pada awal tahun 2025, Vidi sempat mengungkapkan rencananya untuk berhenti kemoterapi, akibat efek sampingnya yang cukup parah.
"2025 ini ada kemungkinan gue sudah harus stop kemoterapi gue, karena its been too long dan kalaupun gue lanjutkan mungkin akan ada side effects yang lebih parah di badan gue," ceritanya.
"Itu juga salah satu yang bikin kepikiran juga. Terlalu banyak what if, what if, yang muncul di kepala gue, belum lagi beberapa stres yang muncul dari beberapa variabel luar, sementara dokter bilang disease ini sangat amat rentan dengan apa yang namanya stres," sambung Vidi.
Ganti Obat di Tahun 2025
Pada Juni 2025, ia mengaku kondisinya sempat menurun setelah perayaan Idul Fitri 2025. Ternyata, obat yang dikonsumsinya selama lima tahun terakhir sudah perlu diganti.
"Namun, April kemarin setelah Lebaran kita melakukan another scan untuk mengecek apakah obatnya yang sudah aku pakai 5 tahun itu masih berfungsi atau nggak," beber Vidi.
"Dan hasilnya April itu lumayan bikin aku tidak bisa berfungsi beberapa waktu, karena hasilnya tidak sesuai dengan harapan kali ya, tidak sesuai dengan ekspektasi aku gitu," sambungnya.
Dokter mengungkapkan kanker di tubuh Vidi menyebar dengan cepat. Selama beberapa bulan belakangan, ia juga bolak-balik Indonesia dan Malaysia untuk mendapatkan obat baru.
Vidi mengeluhkan efek samping yang ternyata lebih kuat dari obat baru yang dikonsumsi. Ia berusaha mengatasi rasa sakit dan efek sampingnya beberapa bulan ini.
"Tapi aku berusaha untuk terus bisa maju setiap harinya dengan tersenyum gitu. Intinya dengan kondisi aku sekarang, aku akan terus fokus untuk bisa menyehatkan badanku dan pikiranku juga," pungkasnya.
Apa Itu Kanker Ginjal?
Dikutip dari Cleveland Clinic, kanker ginjal merupakan pertumbuhan sel tidak normal yang muncul pada jaringan ginjal. Seiring waktu, sel-sel ini membentuk massa yang disebut tumor. Tumor ganas yang bersifat kanker dapat menyebar ke jaringan dan organ lainnya atau metastasis.
Kanker ginjal paling sering terjadi pada orang berusia 65-74 tahun. Pria dua kali lebih berisiko bila dibandingkan wanita.
Penyebab Kanker Ginjal
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab kanker ginjal. Namun, ada beberapa faktor risiko yang seperti kebiasaan merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga, dan riwayat terapi radiasi.
Faktor risiko lain yang mungkin muncul seperti mutasi genetik, dialisis jangka panjang, hingga penyakit-penyakit tertentu seperti Tuberous sclerosis complex dan von Hippel-Lindau disease (VHL) yang sama-sama merupakan kelainan genetik yang menyebabkan pertumbuhan tumor.
Gejala Kanker Ginjal
Pada tahap awal, kanker ginjal seringkali tidak menunjukkan gejala. Tapi seiring tumbuhnya tumor, ginjal mulai muncul. Itulah kenapa kasus kanker ginjal sering terlambat terdeteksi.
Beberapa gejala kanker ginjal yang mungkin muncul meliputi:
- Darah dalam urine (hematuria)
- Benjolan di area ginjal
- Nyeri di pinggang atau samping tubuh
- Kelelahan
- Merasa tidak enak badan secara umum
- Kehilangan nafsu makan
- Penurunan berat badan
- Demam ringan
- Nyeri tulang
- Tekanan darah tinggi
- Anemia
- Kadar kalsium tinggi
(avk/avk)