India Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Dunia, Indonesia Nomor Tiga

1 week ago 16
StarJudi
WinJudi
StarJudi
WinJudi
StarJudi winjudi slot
winjudi
Terkuak Bagaimana Cara Pengemudi Ojek Online Mendapatkan Jutaan Setiap Harinya! Cuma Server Thailand yang Bisa Begini?
3 Racikan Super!! Inilah Kisah Pak Gito Supir Gocar yang Berhasil Merubah Nasibnya
Admin Kim Dari Server Thailand: Jangan Pernah Bosen Main di Mahjong Ways, Besok Pasti Menang, Kami Kasih Garansi! Cek Polanya Disini
Beginilah Nasib Pegawai PPSU Setelah Mendaftar di Server Thailand Main Receh Dapat Jepe Juataan
Cuma Disini Dapat Akun Server Thailand Garansi Tarif Murah, Yang Lebih Mahal? Banyak!
Epic Comeback Mahjong Ways Nekat Pakai Bet Gede Main Di Server Thailand
Main Slot Kakek Zeus Di Server Thailand Modal 30K Maxwin 2 Juta
Paling Viral! Server Thailand Kasih Bocoran Tarif Paling Murah, Ojek Online Kembali Berjaya?
Pola Mahjong Hari Ini ! Main Cuma 1 Menit Profit 5,6 Juta
Slot Vivoslot: Slot Online yang Pernah Berjaya Pada Masanya: Game Roma Apa Kabarnya? Bisa Demo?
Starlight Princess x1000: Cerita Sukses Master Jul yang Menang Ratusan Juta Karena Bermain PG Soft
Bagaimana Rahasia yang Terdapat Pada RTP Game Server Thailand yang Tinggi dan Apakah Akan Memunculkan Menang Paus untuk Keuntungan Maksimal?
Efek Samping Dari Bermain Mahjong Ways Tanpa Menggunakan Pola Gacor Terbaru: Bersiaplah Rungkad Jika Tanpa Pola!
Menggemparkan Admin Server Thailand: 3 Trik Menang Besar di Mahjong Ways yang Diviralkan oleh Bang Boro di Media Sosial
3 Shio Ini Akan Mendapatkan Rezeki yang Berlimpah, Cek Disini Cara Menang Besar di Sugar Rush

Jakarta -

Sebuah studi mengungkapkan sampah plastik yang dilepas ke lingkungan di tiap negara. Yang paling banyak menyumbang sampah plastik di dunia saat ini adalah India.

Data ini diungkapkan dalam jurnal ilmiah Nature oleh para peneliti dari Universitas Leeds di Inggris. Laporan ini menggunakan model AI canggih untuk melacak sampah plastik di lebih dari 50.000 kota di seluruh dunia.

Mereka menemukan bahwa dari 50,2 juta metrik ton plastik yang dilepaskan ke lingkungan setiap tahunnya, dan India menyumbang sekitar 9,3 juta ton. Sebagai perbandingan, jumlah sampah yang dihasilkan di India dapat memenuhi sekitar 604 Taj Mahal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari South China Morning Post, Selasa (10/9/2024) salah satu faktor yang mendukung tingginya sampah plastik yang mencemari di India karena kurangnya infrastruktur negara untuk pengumpulan dan pengelolaan limbah yang tepat. Meskipun negara India ada upaya untuk mengatur, kebijakan tetap terfragmentasi dan sulit ditegakkan.

"Angka-angka tersebut mewakili sebagian besar material yang dihasilkan di India. Jumlah sampah padat kota yang dibakar di India setara dengan empat negara pembakar sampah terbesar berikutnya yaitu Indonesia, Nigeria, China, dan Rusia," kata Ed Cook, salah satu peneliti.

Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa China sebagai pencemar plastik terkemuka di dunia. Namun upaya terkoordinasi oleh Beijing telah secara signifikan mengurangi emisi negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir. China menyumbang 2,8 juta ton emisi sampah plastik.

"China telah berinvestasi besar dalam pengumpulan dan pengolahan sampah padat kota dalam 15 tahun terakhir, yang berdampak besar pada mitigasi polusi plastik. Namun, perlu diingat bahwa, dalam hal kekayaan, China sangat dekat untuk menjadi negara berpendapatan tinggi, sedangkan India masih berada di golongan berpendapatan rendah. Akan sulit bagi India untuk mengikuti jalur yang sama seperti China karena mungkin tidak memiliki sumber daya untuk melakukannya," tambah Cook.

Berikut ini adalah 10 negara teratas berdasarkan produksi sampah makroplastik:

India: 9,3 juta ton

Nigeria: 3,5 juta ton

Indonesia: 3,4 juta ton

Tiongkok: 2,8 juta ton

Pakistan: 2,6 juta ton

Bangladesh: 1,7 juta ton

Rusia: 1,7 juta ton

Brasil: 1,4 juta ton

Thailand: 1 juta ton

Kongo: 1 juta ton

Dikutip dari NDTV, Dr Costas Velis, peneliti utama dalam studi ini, menyatakan kebutuhan mendesak untuk mengatasi pembakaran terbuka dan sampah yang tidak diangkut. Ia berpendapat bahwa pengumpulan sampah harus dianggap sebagai kebutuhan mendasar, seperti layanan air dan sanitasi.

Studi tersebut menyerukan pengembangan 'Perjanjian Plastik' global yang baru dan ambisius untuk mengatasi sumber polusi plastik dan mengurangi dampaknya.

Dr Josh Cottom, penulis pertama laporan tersebut, menekankan bahwa peningkatan pengelolaan sampah padat dapat secara signifikan mengurangi polusi plastik dan meningkatkan kualitas hidup miliaran orang. Para peneliti berharap temuan mereka akan membantu para pembuat kebijakan dalam menciptakan strategi yang efektif untuk memerangi polusi plastik secara global.


(sym/ddn)

Read Entire Article