Kisah Mistis 38 Jasad Pejuang di Coban Jahe, Mereka Menolak Dipindahkan

3 weeks ago 14
StarJudi
WinJudi
StarJudi
WinJudi
StarJudi winjudi slot
winjudi
Terkuak Bagaimana Cara Pengemudi Ojek Online Mendapatkan Jutaan Setiap Harinya! Cuma Server Thailand yang Bisa Begini?
3 Racikan Super!! Inilah Kisah Pak Gito Supir Gocar yang Berhasil Merubah Nasibnya
Admin Kim Dari Server Thailand: Jangan Pernah Bosen Main di Mahjong Ways, Besok Pasti Menang, Kami Kasih Garansi! Cek Polanya Disini
Beginilah Nasib Pegawai PPSU Setelah Mendaftar di Server Thailand Main Receh Dapat Jepe Juataan
Cuma Disini Dapat Akun Server Thailand Garansi Tarif Murah, Yang Lebih Mahal? Banyak!
Epic Comeback Mahjong Ways Nekat Pakai Bet Gede Main Di Server Thailand
Main Slot Kakek Zeus Di Server Thailand Modal 30K Maxwin 2 Juta
Paling Viral! Server Thailand Kasih Bocoran Tarif Paling Murah, Ojek Online Kembali Berjaya?
Pola Mahjong Hari Ini ! Main Cuma 1 Menit Profit 5,6 Juta
Slot Vivoslot: Slot Online yang Pernah Berjaya Pada Masanya: Game Roma Apa Kabarnya? Bisa Demo?
Starlight Princess x1000: Cerita Sukses Master Jul yang Menang Ratusan Juta Karena Bermain PG Soft
Bagaimana Rahasia yang Terdapat Pada RTP Game Server Thailand yang Tinggi dan Apakah Akan Memunculkan Menang Paus untuk Keuntungan Maksimal?
Efek Samping Dari Bermain Mahjong Ways Tanpa Menggunakan Pola Gacor Terbaru: Bersiaplah Rungkad Jika Tanpa Pola!
Menggemparkan Admin Server Thailand: 3 Trik Menang Besar di Mahjong Ways yang Diviralkan oleh Bang Boro di Media Sosial
3 Shio Ini Akan Mendapatkan Rezeki yang Berlimpah, Cek Disini Cara Menang Besar di Sugar Rush

Malang -

Sebanyak 38 jasad pejuang kemerdekaan dimakamkan di Coban Jahe, Malang. Saat hendak dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan, hal mistis dan tak masuk akal terjadi.

Juru Kunci TMP Kalijahe atau Taman Makam Pahlawan Kalijahe Muhammad Agus Purwanto menceritakan, sempat ada wacana untuk memindahkan jasad para pejuang dari kompi Gagak Lodra yang gugur dalam pertempuran Kalijahe itu ke TMP Suropati, Kota Malang.

Pemindahan itu seharusnya dilakukan pada tahun 1995 silam. Saat jenazah 38 pejuang itu akan dipindah ke TMP Suropati, secara mendadak, petugas mengalami kesulitan yang di luar nalar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga, 38 jenazah yang hanya tinggal tulang belulang itu batal untuk dipindahkan ke lokasi yang sudah direncanakan.

"Saat itu, mau dipindahkan ke taman makam pahlawan yang lebih layak di tahun 1995-an. Semuanya sudah dalam bentuk tulang belulang dan ditaruh di mobil, namun mobil nggak bisa jalan," ujar Agus, Kamis (22/8/2024).

Saat tulang belulang itu diturunkan dari mobil, ternyata mesin mobil bisa nyala kembali dan berjalan normal. Padahal saat tulang belulang itu berada di dalam mobil, mobil sama sekali tidak bisa menyala.

"Jadi mobil yang digunakan memindahkan itu mogok, nggak rusak. Artinya beliau-beliau ini memberitahu saya gak mau dipindah, tetap di sini saja. Padahal rencananya kan mau dipindah ke Tumpang atau makam pahlawan di Kota Malang," kata Agus.

Akhirnya pemindahan 38 jenazah para pejuang itu dibatalkan dan tulang belulang jenazah para pahlawan itu kembali dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalijahe hingga saat ini.

Meski dikuburkan secara massal di lahan kecil dengan simbol 15 batu nisan, Taman Makam Pahlawan Kalijahe ini cukup memberikan bukti sejarah pada masyarakat sekitar Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, bahwa ada pertempuran sengit antara pejuang dengan penjajah saat itu untuk mempertahankan kemerdekaan.

"Biasanya makam pahlawan itu kan beda lokasi dengan tempat gugurnya, tapi di sini salah satu taman makam pahlawan yang juga menjadi lokasi gugurnya para syuhada dan sayyidah," terangnya.

Agus pun menceritakan peristiwa gugurnya 38 pejuang di Coban Jahe. Gugurnya para pejuang itu disebabkan karena adanya 'pengkhianatan' dari dua warga Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.

Para Pejuang Itu Gugur Gara-gara Ada Penghianat

Penghianat itu memberi informasi ke Belanda bahwa ada puluhan pejuang gerilyawan yang tengah beristirahat di lembah sekitar hutan Kalijahe.

Dari informasi itulah, kemudian Belanda mengepung dan membombardir lokasi di mana para pejuang tengah beristirahat.

"Pejuang ini kan sedang istirahat, ada yang sedang mencari makanan di lembah yang dianggap aman, tapi tiba- tiba pukul 11.00 WIB diberondong tembakan dari atas bukit, pertempuran sampai sore pukul 17.00 WIB," bebernya.

Dari jumlah Kompi Gagak Lodra yang sekitar berjumlah 40-an orang, hampir seluruhnya gugur. Hanya ada satu prajurit bernama Slamet yang bisa melarikan diri dengan selamat.

"Kalau satu kompi ya ada sekitar 40-an, yang selamat melarikan diri satu orang atas nama Pak Slamet saat ini sudah meninggal dunia," tandasnya.

-------

Artikel ini telah naik di detikJatim.


(wsw/wsw)

Read Entire Article