Sejarawan Jelaskan Fakta Kultural Raja Jawa yang Disebut Bahlil

4 weeks ago 9
StarJudi
WinJudi
StarJudi
WinJudi
StarJudi winjudi slot
winjudi
Terkuak Bagaimana Cara Pengemudi Ojek Online Mendapatkan Jutaan Setiap Harinya! Cuma Server Thailand yang Bisa Begini?
3 Racikan Super!! Inilah Kisah Pak Gito Supir Gocar yang Berhasil Merubah Nasibnya
Admin Kim Dari Server Thailand: Jangan Pernah Bosen Main di Mahjong Ways, Besok Pasti Menang, Kami Kasih Garansi! Cek Polanya Disini
Beginilah Nasib Pegawai PPSU Setelah Mendaftar di Server Thailand Main Receh Dapat Jepe Juataan
Cuma Disini Dapat Akun Server Thailand Garansi Tarif Murah, Yang Lebih Mahal? Banyak!
Epic Comeback Mahjong Ways Nekat Pakai Bet Gede Main Di Server Thailand
Main Slot Kakek Zeus Di Server Thailand Modal 30K Maxwin 2 Juta
Paling Viral! Server Thailand Kasih Bocoran Tarif Paling Murah, Ojek Online Kembali Berjaya?
Pola Mahjong Hari Ini ! Main Cuma 1 Menit Profit 5,6 Juta
Slot Vivoslot: Slot Online yang Pernah Berjaya Pada Masanya: Game Roma Apa Kabarnya? Bisa Demo?
Starlight Princess x1000: Cerita Sukses Master Jul yang Menang Ratusan Juta Karena Bermain PG Soft
Bagaimana Rahasia yang Terdapat Pada RTP Game Server Thailand yang Tinggi dan Apakah Akan Memunculkan Menang Paus untuk Keuntungan Maksimal?
Efek Samping Dari Bermain Mahjong Ways Tanpa Menggunakan Pola Gacor Terbaru: Bersiaplah Rungkad Jika Tanpa Pola!
Menggemparkan Admin Server Thailand: 3 Trik Menang Besar di Mahjong Ways yang Diviralkan oleh Bang Boro di Media Sosial
3 Shio Ini Akan Mendapatkan Rezeki yang Berlimpah, Cek Disini Cara Menang Besar di Sugar Rush

Jakarta -

Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia bikin heboh setelah menyebut sosok Raja Jawa yang bisa bikin celaka. Dosen Sejarah di Fakultas Sastra Universitas Sanyata Dharma Heri Priyatmoko yang juga pemerhati budaya dan sejarah menerka sosok yang dimaksud Bahlil itu merujuk fakta kultural.

Bahlil terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional (Munas) XI Golkar. Munas itu digelar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024). Usai terpilih, dia menyatakan agar Golkar menjadi partai pendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming di pemerintahan selanjutnya.

Saat membicarakan kepala pemerintahan, Bahlil menyebut soal Raja Jawa. "Soalnya, Raja Jawa ini, kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu aja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh, ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu," kata Bahlil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heri menerka sosok raja Jawa dengan merujuk fakta kultural dan mental. Raja Jawa yang dimaksud Bahlil bisa jadi Presiden Joko Widodo yang juga hadir pada Munas Golkar itu.

"Kita bisa melihat Bahlil bicara seperti itu, dia berada di lingkaran kekuasaan siapa. Bahlil juga bicara dalam munas Golkar. Jelas itu mengindikasikan kepada sosok Jokowi. Ketokohan yang dilukiskan atau digambarkan sebagai raja Jawa itu mengarah kepada Jokowi," kata Heri dalam perbincangan dengan detikTravel, Kamis (22/8/2024).

"Dalam konteks politik kekuasaan, akan menjadi lain sosok yang dimaksud Bahlil kalau dia bicara di kubu Megawati, misalnya. Dalam analisis sejarah politik cukup jelas, dia berada di garda depan ringnya siapa. Orang boleh menyangkal, tetapi dalam alam bawah sadar, fakta mentalnya, dalam memori kolektif tahu dan sangat jelas, siapa yang dimaksudkan oleh Bahlil itu. Justru menjadi ahistoris jika Bahlil menyebut raja Kalimantan atau raja Timor, misalnya," kata Heri, yang juga pendiri Solo Societeit, sebuah komunitas yang mengkaji dan melakukan napak tilas berbagai peninggalan nenek moyang di Solo, itu.

Heri mengatakan dugaan itu diperkuat dengan merujuk dinasti Mataram Islam yang pemimpinnya disebut raja Jawa. Pada periode Mataram Islam, yang ada di Yogyakarta dan Surakarta, raja-raja lumrah mewariskan kekuasaan kepada keturunannya.

Dipungkiri atau tidak, kendati Indonesia telah menjadi negara republik dan demokrasi, imajinasi banyak orang masih menghidupkan tentang masa kerajaan itu.

"Yang menarik, di Solo itu ada dua institusi tradisional, Keraton Surakarta dan Projo Mangkunegaran. Kedudukannya sebagai anak dari dinasti Mataram Islam. Di sana, hidup sebuah dinasti yang menunjukkan istilah raja Jawa, bahkan lebih ekstrim lagi, kalau ditarik mundur, ada istilah Kaisar Jawa untuk menyebut Pakubuwono X, yang besar dan berkuasa pada 1893-1939," ujar Heri.

"Nah, dalam konteks latar belakang Jokowi, Jokowi besar di Solo, meniti karir politik dari Solo. Dan Solo identik dengan dinasti Mataram Islam yang memiliki istilah raja Jawa," ujar Heri, yang sudah menelurkan buku Keplek Ilat: Wisata Kuliner Solo, itu.

"Saat ini, kita diingatkan lagi kepada politik dinasti yang sangat santer digembar-gemborkan dalam Pilpres dan muncul lagi saat ini. Politik dinasti. Ada titik temu antara menyebut raja Jawa dan Jokowi," dia menegaskan.

Heri mengatakan itu ditambah dengan sejumlah langkah Jokowi yang identik degan cara-cara yang dilakukan oleh raja-raja pada masa Kerajaan Mataram Islam dalam mendekati rakyatnya.

"Perilaku politik yang ditunjukkan Jokowi selama menjadi Presiden sama dengan raja-raja zaman Kerajaan Mataram. Fakta mental bisa menggali sosok Jokowi yang menyukai kirab atau karnaval, diusung dengan kereta seperti raja, konsep kawulo gusti, konsep yang menjelaskan raja menyatu dengan rakyat, bahkan menjadikan keraton Mangkunegaran sebagai panggung pernikahan anaknya," dia menjelaskan.

Satu hal lagi yang menguatkan sosok raja Jawa yang dimaksud Bahlil adalah Jokowi dengan membandingkan kekuasaan raja Jawa keturunan Mataram Islam dengan Jokowi. Kekuasaan Pakubuwono XIII semakin surut dan ada di dalam tembok keraton.

"Faktanya, saat ini Raja Pakubuwono XIII kekuasaannya semakin surut. Ya, karena sering konflik internal, terjadi intrik, perebutan kekausaan. Di saat bersamaan, muncul istilah dari pusat, dari Jakarta, raja Jawa, lha ini lho ada yang lebih besar. Istilah raja Jawa itu menjadi image, citra, personifikasi," dia menambahkan.

"Jika disusun puzzle-puzzle itu jelas menunjuk kepada siapa," dia menegaskan.


(fem/ddn)

Read Entire Article