Dalam beberapa hari terakhir, pohon tabebuya yang berada di sejumlah ruas jalan protokol Kota Surabaya mulai bermekaran. Biasanya, mekarnya bunga dari pohon tabebuya ini merupakan pertanda akan datangnya musim penghujan.
Bunga tabebuya di Surabaya mekar dua kali dalam setahun, yakni periode April-Mei dan September-Oktober. Saat mekar di bulan Oktober, menandai transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
Kali ini, bunga tabebuya menghiasi jalan-jalan protokol kota, seperti di Jalan Ir. Soekarno (MERR), Jalan Kertajaya, Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Praban, dan Jalan Tunjungan.
"Tabebuya di Surabaya terdiri dari empat warna, yaitu putih, merah, pink, dan kuning. Mekarnya bunga ini memang singkat, tetapi menghadirkan pemandangan yang memukau. Bunga-bunga ini berkembang dua kali setahun, setiap peralihan dari kemarau ke musim hujan,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Dedik Irianto, Minggu (13/10).
Dedik melanjutkan, terdapat sekitar 16.000 pohon tabebuya yang tersebar di seluruh Kota Surabaya.
Meski menghadirkan pemandangan yang cantik di Surabaya, pohon tabebuya juga menambah kuantiti sampah dari bunga atau pun daun yang berguguran. Hal ini membuat DLB menyiapkan langkah antisipasi agar kecantikan bunga yang bermekaran ini tidak tumpang tindih dengan semrawutnya dedaunan dan kelopak bunga yang berguguran.
"Kita terjunkan tim tambahan bantuan atau sweeper untuk berjaga dan berkeliling, selain ada petugas pasukan kuning juga yang memang tugasnya menyapu jalanan protokol," tukasnya.