Tren Selfie Bisa Rusak Situs Bersejarah, UNESCO: Influencer Harus Diedukasi

2 weeks ago 11
StarJudi
WinJudi
StarJudi
WinJudi
StarJudi winjudi slot
winjudi
Terkuak Bagaimana Cara Pengemudi Ojek Online Mendapatkan Jutaan Setiap Harinya! Cuma Server Thailand yang Bisa Begini?
3 Racikan Super!! Inilah Kisah Pak Gito Supir Gocar yang Berhasil Merubah Nasibnya
Admin Kim Dari Server Thailand: Jangan Pernah Bosen Main di Mahjong Ways, Besok Pasti Menang, Kami Kasih Garansi! Cek Polanya Disini
Beginilah Nasib Pegawai PPSU Setelah Mendaftar di Server Thailand Main Receh Dapat Jepe Juataan
Cuma Disini Dapat Akun Server Thailand Garansi Tarif Murah, Yang Lebih Mahal? Banyak!
Epic Comeback Mahjong Ways Nekat Pakai Bet Gede Main Di Server Thailand
Main Slot Kakek Zeus Di Server Thailand Modal 30K Maxwin 2 Juta
Paling Viral! Server Thailand Kasih Bocoran Tarif Paling Murah, Ojek Online Kembali Berjaya?
Pola Mahjong Hari Ini ! Main Cuma 1 Menit Profit 5,6 Juta
Slot Vivoslot: Slot Online yang Pernah Berjaya Pada Masanya: Game Roma Apa Kabarnya? Bisa Demo?
Starlight Princess x1000: Cerita Sukses Master Jul yang Menang Ratusan Juta Karena Bermain PG Soft
Bagaimana Rahasia yang Terdapat Pada RTP Game Server Thailand yang Tinggi dan Apakah Akan Memunculkan Menang Paus untuk Keuntungan Maksimal?
Efek Samping Dari Bermain Mahjong Ways Tanpa Menggunakan Pola Gacor Terbaru: Bersiaplah Rungkad Jika Tanpa Pola!
Menggemparkan Admin Server Thailand: 3 Trik Menang Besar di Mahjong Ways yang Diviralkan oleh Bang Boro di Media Sosial
3 Shio Ini Akan Mendapatkan Rezeki yang Berlimpah, Cek Disini Cara Menang Besar di Sugar Rush

Jakarta -

UNESCO memperingatkan bahwa tren selfie dan membuat konten di situs bersejarah dapat menyebabkan kerusakan serius. Edukasi wisatawan dan influencer penting untuk pelestarian.

Mengutip Mirror, Senin (2/8/2024) UNESCO mengatakan tren selfie dan membuat konten di tempat bersejarah dan dilindungi UNESCO itu booming seiring munculnya handphone dengan kamera canggih. Kemudian, berlanjut dengan penggunaan media sosial yang menonjolkan visual, foto dan video.

Juru bicara UNESCO mengatakan fenomena itu berubah secara signifikan. Dari yang awalnya hanya sekadar mengabadikan momen, kini menjadi sebuah ajang mendapatkan ketenaran di media sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fenomena itu mendapatkan perhatian besar dengan munculnya berbagai platform media sosial, konten yang menarik secara visual mendorong keterlibatan penggunanya. Meskipun orang-orang selalu berfoto saat liburan, fokusnya telah berubah, dari hanya mengabadikan momen jadi menciptakan momen untuk meraih like, followers, dan ketenaran di media sosial," kata juru bicara itu.

"Tren wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata, terutama untuk mengambil foto dan berbagi foto selfie di media sosial sering kali dengan latar belakang tempat-tempat ikonik," keterangan UNESCO.

Masalahnya, tren foto di situs bersejarah menjadi pemicu kepadatan wisatawan di situs bersejarah. Itu menciptakan tekanan pada infrastruktur dan berkontribusi penurunan pengalaman pengunjung lain ketika berkunjung karena adanya kerusakan.

"Beberapa destinasi yang sebelumnya kurang dikenal mendapati kunjungan yang berlebih karena beredar di media sosial. Itu bisa berdampak pada lingkungan dan masyarakat setempat," kata si jubir.

"Selain itu, tak hanya melakukan foto, terkadang wisatawan juga melakukan perbuatan yang tidak sopan atau merugikan, seperti pelanggaran, vandalisme, bahkan kecelakaan karena berlomba-lomba mendapatkan foto yang ideal," jubir itu menambahkan.

Tempat-tempat yang terancam menurut UNESCO adalah Venesia di Italia. UNESCO telah meminta pihak berwenang untuk membatasi jumlah wisatawan, salah satunya dengan mengurangi kapal pesiar yang melintasi laguna di sana.

Barcelona juga serupa nasibnya. Konflik antara wisatawan dan warga lokal berlangsung terbuka.

UNESCO pun mengingatkan edukasi terhadap para pembuat konten menjadi salah satu langkah penting untuk menjaga kelestarian situs.

"Para influencer memiliki peran penting dalam membentuk tren perjalanan. Tindakan mereka dapat membuat preseden bagi jutaan pengikutnya. Dengan mendidik para influencer kemudian audiensnya mereka, UNESCO yakin akan ada perilaku pariwisata yang lebih bertanggungjawab," kata UNESCO.

"UNESCO mengimbau pengunjung untuk menghormati jika berkunjung ke situs-situs bersejarah, nikmati dan pelajari nilai serta budaya di sana. Dan ingat bahwa apa yang dilakukan di sana akan berdampak pelestarian situs tersebut dan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar," ujar UNESCO.


(fem/fem)

Read Entire Article