Ada Tekanan Politik, Permintaan Mobil Listrik di Amerika Tetap Kuat

2 months ago 18
 ShutterstockIlustrasi mobil listrik di Amerika Serikat. Foto: Shutterstock

Meskipun pasar mobil listrik (EV) di Amerika Serikat tengah menghadapi ketidakpastian akibat ancaman tarif impor dan upaya untuk menghapus insentif pajak federal bagi EV, minat masyarakat terhadap kendaraan listrik tetap tinggi. Hal ini terungkap dalam studi terbaru dari perusahaan riset konsumen J.D. Power.

Disitat dari Inside EVs, kendaraan listrik di Amerika Serikat mendorong transformasi industri otomotif AS yang terjadi sekali dalam satu abad. Namun, Negeri Paman Sam masih terbagi dalam hal adopsi kendaraan listrik.

Dalam laporan J.D. Power, sebanyak 24 persen pembeli kendaraan mengatakan mereka "sangat mungkin" membeli EV, sementara 35 persen lainnya "cukup mungkin". Angka ini nyaris tidak berubah dibanding hasil survei yang dilakukan pada periode yang sama tahun lalu.

 ShutterstockIlustrasi mobil listrik di Amerika Serikat. Foto: Shutterstock

“Seiring dengan semakin banyaknya pilihan kendaraan listrik yang beredar di pasaran, hal ini seharusnya menjadi pertanda baik bagi produsen mobil karena ini merupakan peluang bagi mereka untuk mendapatkan pijakan dan menarik pembeli dari luar merek mereka,” ujar Direktur Eksekutif Praktik EV di J.D. Power, Brent Gruber.

“Pembeli kendaraan listrik mempertimbangkan produk dari pasar massal dan merek premium, yang menyoroti peluang untuk menarik minat konsumen dengan merek atau produk yang mungkin tidak dipertimbangkan oleh pembeli sebelumnya," lanjutnya.

Namun, meskipun minat tinggi, tingkat konversi ke pembelian EV masih rendah. Data dari Cox Automotive menunjukkan bahwa pangsa penjualan EV hanya sebesar 7,5 persen dari total penjualan kendaraan di AS pada kuartal pertama 2025, naik tipis dari 7 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Pasar EV tetap tangguh di tengah berbagai tekanan. Model-model baru seperti Chevy Equinox EV berhasil menarik perhatian karena harganya yang lebih terjangkau.

Sementara itu, model pesaing seperti Kia EV6 dan Honda Prologue juga menunjukkan permintaan yang kuat. Tesla mengalami penurunan penjualan, namun produsen lain seperti Ford Mustang Mach-E dan Hyundai Ioniq 5 mulai merebut pangsa pasar.

 ShutterstockIlustrasi mobil listrik di Amerika Serikat. Foto: Shutterstock

Studi juga mencatat bahwa konsumen yang masuk dalam kategori “sangat mungkin” membeli EV rata-rata membandingkan hampir tiga merek sebelum membuat keputusan.

Mereka yang memilih “cukup mungkin” mempertimbangkan sekitar 2 hingga 8 merek. Penawaran menarik dari produsen seperti Polestar dan Lucid yang memberikan diskon hingga 20 ribu USD untuk pemilik Tesla, serta opsi sewa murah dari Nissan, Toyota, Hyundai, dan Kia, juga mendorong minat konsumen.

Namun, dua hambatan utama masih membayangi pertumbuhan pasar EV di AS, yakni ketersediaan stasiun pengisian daya dan keterjangkauan harga. Sebanyak 52 persen calon pembeli menyebut kurangnya infrastruktur pengisian daya sebagai kekhawatiran utama, sedangkan 43 persen menyebut harga sebagai isu, meski angka ini menurun berkat penurunan biaya sebesar 4 persen dari tahun lalu.

 ShutterstockIlustrasi mobil listrik di Amerika Serikat. Foto: Shutterstock

Sementara itu, pemerintahan Trump berencana untuk membatalkan sejumlah kebijakan pro-EV, termasuk “leasing loophole” yang memungkinkan mobil listrik tetap memenuhi syarat insentif pajak federal meski tidak memenuhi syarat sumber komponen baterai di bawah Inflation Reduction Act.

Selain itu, mereka juga menargetkan pencabutan pendanaan untuk stasiun pengisian daya publik dan insentif produksi baterai 45X yang telah menciptakan banyak lapangan kerja di sektor ini.

Rancangan undang-undang DPR tersebut kemungkinan akan mendapat perlawanan di Senat, mengingat banyaknya lapangan kerja EV di negara bagian selatan seperti Georgia dan North Carolina yang bisa terdampak.

Namun ke depan, pertumbuhan industri EV mungkin lebih akan bergantung pada faktor-faktor mendasar seperti jaringan pengisian daya yang andal, fitur kendaraan inovatif, dan harga jual yang semakin kompetitif.

Read Entire Article