PBB secara resmi mengumumkan kelaparan terjadi di Gaza, Jumat (22/8). Gaza menjadi tempat pertama di Timur Tengah yang menderita bencana tersebut.
Kepala bantuan kemanusiaan PBB Tom Fletcher mengatakan, sebenarnya kelaparan bisa dicegah. Menurut berbagai ahli, ada 500 ribu orang menderita kelaparan di sana.
Laporan terbaru PBB kemudian mengungkap, per 15 Agustus bencana kelaparan fase 5 telah terkonfirmasi di Kegubernuran Gaza, termasuk Gaza City yang mencakup 20 persen penduduk di Jalur Gaza.
Kemungkinan besar bencana kelaparanakan merembet ke wilayah lain seperti Kota Deir el-Balah dan Kota Khan Younis pada akhir September. Wilayah itu mencakup dua pertiga wilayah Palestina.
"Setelah 22 bulan konflik tanpa henti, lebih dari setengah juta orang di Jalur Gaza menghadapi kondisi bencana yang ditandai dengan kelaparan, kemiskinan, dan kematian," kata laporan itu seperti dikutip dari AFP.
Laporan PBB berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari 1 Juli sampai 15 Agustus. Pada akhir September, kemungkinan besar jumlah penderita kelaparan akan menyentuh angka 641 ribu.
Atas laporan tersebut, Israel membantah kelaparan di Gaza, seperti yang selalu dilakukan mereka selama perang Gaza. Israel bahkan mengecam laporan panel tersebut.
PBB memasukkan Gaza ke dalam situasi kelaparan karena memenuhi tiga elemen.
Riset tersebut dilakukan koalisi pemantau yang ditugaskan PBB Inisiatif Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC). Biasanya kelompok ini memiliki tugas untuk memperingatkan bahaya krisis di masa depan.
Minimnya pangan di Gaza akibat blokade negara Yahudi membuat warga Israel yang disandera Hamas juga menderita malnutrisi. Dalam video yang dilansir Hamas bulan lalu, sandera itu tampak kurus.