Pemerintah Meksiko mengumumkan rencana kenaikan tarif impor mobil asal China dan sejumlah negara Asia lainnya hingga 50 persen. Indonesia menjadi salah satu negara yang berpotensi terdampak kebijakan ini, lantaran terdapat sejumlah pabrikan yang melakukan ekspor mobil ke Meksiko, salah satunya Toyota.
“Kami harus paham landscape global trade sekarang sudah berubah. Tidak lagi semata-mata free trade, tapi juga fair trade,” buka Bob kepada kumparan, Senin (15/9/2025).
Guna menghadapi tantangan tersebut, pihaknya akan melakukan langkah adaptasi dan antisipasi untuk menjaga stabilitas ekspor ke negara tujuan. Salah satunya dengan terus memantau peraturan yang berlaku di negara target ekspor.
“Bukan hanya adaptasi, tapi juga antisipasi,” imbuhnya.
“(Antisipasi) Memonitor dan berperan aktif dalam setiap bahasan tentang regulasi di negara-negara kawasan. Perkuat kerja sama regional dan lembaga-lembaga internasional yang bergerak dalam hal ini,” jelas Bob.
Kemudian menilik kinerja ekspor PT TMMIN ke Meksiko lima tahun ke belakang, model Toyota Avanza secara konsisten terus dikirim ke Negeri Sombrero. Pada 2020 silam, sebanyak 7.905 unit Avanza diantarkan ke Meksiko. Kemudian, di 2021 modelnya bertambah dengan Toyota Raize, sehingga totalnya naik menjadi 9.570 unit.
Capaian positif terus terjadi, pada 2022 total ekspor TMMIN ke meksiko mencapai 17.240 unit. Lanjut ke 2023 sebanyak 20.533 unit dan pada 2024 di angka 18.707 unit meliputi Avanza, Raize, dan Veloz.
Adapun kinerja ekspor PT TMMIN sepanjang periode Januari-Juli 2025 tercatat sebanyak 10.613 unit. Toyota Raize menjadi kontributor utama sejumlah 4.904 unit, diikuti Veloz 3.306 unit, dan Avanza 2.403 unit.
Rencana kenaikan tarif impor meksiko
Sebelumnya, Pemerintah Meksiko mencanangkan kenaikan tarif impor di sejumlah sektor industri, meliputi otomotif, baja, tekstil, hingga mainan.
Berdasarkan laporan Reuters, Kementerian Ekonomi Meksiko menyebut kebijakan tersebut akan berdampak pada barang impor senilai 52 miliar USD atau setara Rp 856,7 triliun. Tarif impor asal China yang sebelumnya sebesar 20 persen akan dinaikkan ke level maksimum yang diizinkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Mereka sebenarnya sudah ada tarifnya. Yang akan kami lakukan adalah menaikkan ke level maksimum yang diperbolehkan,” ucap Menteri Ekonomi Meksiko, Marcelo Ebrard.