Setiap manusia memiliki sekitar 46 kromosom di dalam tiap selnya. Kromosom ini tersusun dari asam deoksiribonukleat atau yang disingkat DNA. Molekul ini merupakan materi genetik yang menentukan sifat dan karakteristik fisik seseorang.
Dikutip dari Cleveland Clinic, tes DNA atau tes genetik, dilakukan untuk mencari perubahan (variasi) pada gen, kromosom, dan DNA. Tes DNA dapat memberikan banyak informasi tentang susunan genetik seseorang, seperti apakah ada penyakit tertentu, hingga warisan kepada anak terkait gen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut adalah kegunaan tes DNA.
1. Tes Paternitas
Tes ini merupakan analisis ilmiah untuk menentukan hubungan biologis antara seorang ayah dan anak. Tes ini menggunakan DNA (materi genetik) untuk membandingkan profil genetik anak dan ayah yang diduga, guna memastikan apakah pria tersebut adalah ayah biologis anak tersebut.
Spesialis forensik dan medikolegal Dr dr Ade Firmansyah Sugiharto, SpFM, Subsp FK(K) mengatakan tes ini biasanya memeriksa minimal 20 lokus atau 'alamat' gen.
"Secara biologis DNA anak itu diturunkan dari ayah dan ibunya. Sel sperma ayah itu membawa setengah profil DNA si ayah, dan sel telur ibu membawa setengah profil DNA ibu," kata dr Ade kepada detikcom, Kamis (21/8/2025).
"Dikatakan tidak cocok (non-identik) minimal 2 lokus. Jika ada 2 lokus yang tidak cocok, tidak identik dengan profil salah satu, misal ayah atau ibu maka dikatakan tidak cocok atau tidak identik," lanjutnya.
2. Tes DNA Forensik
Ini merupakan analisis materi genetik Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) dari sampel biologis yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) untuk membantu dalam penyelidikan kriminal, seperti mengidentifikasi pelaku, korban, atau mengaitkan barang bukti dengan seseorang.
"Kami ambil sampel DNA-nya, kita bandingkan dengan data ante mortem. Atau kami menggunakan DNA di TKP, kami menemukan ada material biologis di sana, misal bercak darah atau sidik jari itu kami ambil dan kami profile hingga ketemu profile DNA-nya," kata dr Ade.
"Nah, profile DNA-nya ini yang kemudian kami cocokkan dengan apakah itu korban apakah ada kemungkinan pelaku," sambungnya.
3. Tes Risiko Penyakit
Tes ini dilakukan untuk menganalisis DNA seseorang guna mengidentifikasi potensi risiko terkena penyakit tertentu. Tes ini dapat membantu dalam deteksi dini, pencegahan, dan penanganan penyakit yang mungkin diturunkan secara genetik atau terkait dengan variasi genetik.
"Teknologi di Indonesia sudah bisa mendapatkan seluruh DNA atau whole genome sequencing (WGS), kami bisa mendapatkan gambaran seluruh DNA dari ujung ke ujung," kata dr Ade.
"Dari penelitian-penelitian kedokteran memang kita bisa dapatkan nih, di titik-titik tertentu itu menyajikan gen misalnya untuk risiko penyakit tertentu. Seperti darah tinggi, serangan jantung, itu bisa didapatkan," lanjutnya.
4. Tes Prenatal
Ini merupakan serangkaian pemeriksaan yang dilakukan selama kehamilan untuk memeriksa kesehatan ibu dan bayi, serta mendeteksi potensi kelainan pada janin.
5. Tes Farmakogenomik
Farmakogenomik adalah jenis tes yang mencari perubahan dalam susunan genetik yang dapat memengaruhi cara tubuh memproses obat-obatan tertentu. Tes ini menentukan apakah suatu obat akan efektif untuk seseorang atau tidak.
(dpy/up)